REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kitab Tuhfah al-Arusain karya Majdi bin Manshur bin Sayyid asy-Syuri dijelaskan tentang doa sebelum melakukan jimak.
Doa itu terkandung dalam hadits, sebagaimana diriwayatkan Bukhari dari Ibnu Abbas.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seandainya salah seorang dari kalian, ketika menggauli istrinya, mengucapkan, 'Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkan setan dari kami dan jauhkan setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami,' lalu keduanya ditakdirkan memiliki anak, maka setan tersebut tak membahayakannya."
Teks doa itu sebagai berikut:
بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
Bismillahi Allahumma jannibnaa asy-syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa.
(Artinya: Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkan setan dari kami dan jauhkan setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami,')
Menurut al-Qadhi, ada yang mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan "setan tidak membahayakannya" dalam hadits itu ialah, anak itu tak akan dirasuki setan.
Dengan memanjatkan doa tersebut maka bila pasangan suami istri itu dikaruniai keturunan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dari hubungan keduanya, maka setan tak akan dapat mencelakakan anak itu.
Ibadah
Suatu ketika, sejumlah sahabat Nabi Muhammad bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah jika salah seorang dari kami mendatangi syahwatnya (berhubungan badan dengan istrinya) maka mendapat pahala?
Nabi Muhammad SAW menjawab: "Apa pendapat kalian seandainya dia melampiaskan syahwatnya pada yang haram, bukankah dia mendapatkan dosa. Maka demikian pula jika dia melampiaskan syahwatnya pada yang halal, maka dia memperoleh pahala." (HR. Muslim).
Karena bernilai ibadah, hubungan seksual antara suami dan istri pun patut menuruti kaidah agama. Salah satunya dengan membaca doa.