REPUBLIKA.CO.ID, AL KHOR -- Pelatih timnas Maroko, Walid Reragui, menilai, kekalahan dari Prancis di babak semifinal tidak akan mengurangi capaian anak-anak asuhnya di laga Piala Dunia 2022. Tidak hanya Maroko, Hakim Ziyech dan kawan-kawan dinilai sudah memberikan kebanggaan buat dunia.
Maroko menyerah lewat dua gol yang masing-masing dicetak Theo Hernandez pada menit kelima dan Randal Kolo Muani pada menit ke-79 dalam laga di Stadion Al Bayt, Al Khor, tersebut, Kamis (15/12/2022) dini hari WIB. Kekalahan ini sekaligus menghentikan kejutan Maroko di Piala Dunia 2022.
Dalam langkah menuju babak semifinal, Maroko berhasil mengalahkan sejumlah tim favorit. Setelah menjuarai Grup F, yang berisi Kroasia, Belgia, dan Kanada, tim berjuluk Singa Atlas itu sukses menyingkirkan Spanyol di babak 16 besar dan Portugal di babak perempat final.
Kiprah ini pun mengantarkan Maroko menorehkan rekor anyar dalam sejarah partisipasi tim Afrika dan negara Arab di Piala Dunia. Maroko menjadi negara Afrika dan Arab pertama yang mampu melaju hingga babak semifinal Piala Dunia. Torehan ini membuat Maroko menjadi sumber kebanggaan baru, tidak hanya buat warga Maroko, tapi juga Afrika dan dunia.
''Kekalahan ini tidak mengurangi apapun dari capaian kami. Kami sadar telah meraih prestasi besar. Lewat media sosial dan media, kami melihat semua orang di Maroko bangga terhadap kami. Saya rasa, seluruh dunia juga bangga kepada kami. Kami telah menunjukkan antusiasme dan gairah yang besar. Kami terbuka dan menunjukkan sepak bola kerja keras,'' kata Reragui seperti dilansir ESPN, Kamis (15/12/2022).
Pelatih berusia 47 tahun itu pun memuji tekad anak-anak asuhnya untuk memberikan kemampuan maksimal di laga ini. Menghadapi juara bertahan Piala Dunia, Singa Atlas bahkan mampu unggul dalam penguasaan bola dan kerap kali mengancam gawang Les Bleus.
Namun, gol cepat pada babak pertama dan gol saat laga memasuki 10 menit akhir laga menjadi pembeda kualitas antara kedua tim. Kehilangan Nayef Aguerd lantaran mengalami cedera di sesi pemanasan, Romain Saiss, dan Noussar Mazraoui di tengah-tengah laga membuat upaya Maroko untuk bisa mencetak gol balasan semakin berat.
Penurunan kondisi fisik juga menjadi salah satu alasan Maroko gagal melewati adangan Prancis. ''Bukan soal kualitas taktik, kami mengalami kendala dalam hal kondisi fisik. Kami kehilangan sejumlah pemain karena cedera. Sebagian besar pemain juga hanya berada dalam kondisi 60 persen setelah pertandingan yang telah kami jalani. Kami mungkin bisa unggul penguasaan bola. Namun, mereka menghukum kami dengan kesalahan paling kecil,'' jelas Reragui.