Kamis 15 Dec 2022 10:05 WIB

6 Contoh Perilaku Durhaka Orang Tua kepada Anak Menurut Syekh Ali Jaber

Durhaka tak hanya anak kepada orang tua, tetapi juga berlaku sebaliknya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Anak-anak mencium kaki ibunya (ilustrasi). Durhaka tak hanya anak kepada orang tua, tetapi juga berlaku sebaliknya
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak mencium kaki ibunya (ilustrasi). Durhaka tak hanya anak kepada orang tua, tetapi juga berlaku sebaliknya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Syekh Ali Jaber menyampaikan penjelasan mengenai contoh orang tua yang durhaka kepada anak. Ada beberapa perbuatan yang perlu dihindari oleh setiap orang tua agar tidak durhaka kepada anak mereka. 

Pertama, dijelaskan Syekh Ali Jaber, mencaci-maki anak. Dia heran mengapa ada orang tua yang suka mencaci-maki anaknya. Padahal ini bahaya, terlebih jika sedang emosi.

Baca Juga

Misalnya, dia mencontohkan, mengucapkan perkataan 'Saya malu sama anak saya'. Karena itu, jangan meluapkan emosi di depan anak karena anak bisa menjadi korban dari emosi tersebut. 

Kedua, menghina anak di depan kawan-kawannya. Syekh Ali Jaber mengingatkan, saat menghina anak di depan kawan-kawannya, mungkin anak tersebut tidak menangis. Atau mungkin anak itu tidak menangis karena sudah mati rasa.

Menghina anak hanya akan menghancurkan pembinaan anak sejak kecil. "Itulah durhaka orang tua kepada anak sebelum anak durhaka kepada orang tua," tuturnya seperti dikutip dari kanal youtube Yayasan Syekh Ali Jaber. 

Karena itu, Syekh Ali Jaber berpesan, jika ada hal yang tidak baik pada anak, nasihati dengan cara yang baik dan bukan di depan orang-orang. "Nasihat adalah mengingatkan dengan cara yang baik, bukan membukakan aibnya," jelasnya. 

Ketiga, selalu membanding-bandingkan dengan anaknya yang lain. Misalnya membandingkan dengan kakaknya yang lebih pintar atau semacamnya. 

Ini akan mengakibatkan kecil hati dan menimbulkan rasa benci karena selalu dibandingkan antara dirinya dengan yang lain. 

"(Misalnya), lihat kakakmu, bacaannya bagus, kamu apa sih. Bahaya. Jadi jangan bandingkan anak dengan anak yang lain," paparnya. 

Keempat, cinta dengan syarat. Artinya, Syekh Ali Jaber menjelaskan, ketika orang tua menyampaikan rasa sayangnya kepada anak jika dia melaksanakan sholat atau bila dia diam. 

"Berarti ini cinta dengan syarat. Kalau cinta, nggak usah pakai syarat. Wajib bagi kita memberikan rasa cinta kepada anak. Kalau tidak, dia akan lari ke orang lain," ucapnya. 

Contohnya ketika anak melihat orang tua lain yang memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anaknya, anak tersebut bisa saja lari ke orang tersebut. Hal ini karena anak tersebut kehilangan rasa kasih sayang di rumahnya sendiri. 

Kelima, menyampaikan informasi yang salah kepada anak. Misalnya dengan menyebut bahwa laki-laki itu tidak boleh menangis. Padahal, Syekh Ali Jaber mengatakan, biarkan anak itu menangis. 

Kalau orang tidak boleh menangis, maka ini akan mengakibatkan sakit pada jiwanya.

"Karena setiap dia menangis, dia bertahan karena informasi yang salah bahwa laki-laki nggak boleh nangis, akhirnya ditahan, menjadi beban, lama-lama sakit jiwa," ucapnya. 

Keenam, selalu memberikan ancaman. Contohnya adalah ketika orang tua meminta anaknya menghabiskan makanan dan kalau tidak dihabiskan maka akan datang hantu. 

Atau, meminta anak tidur dan jika tidak maka akan didatangi hantu. "Niat kita supaya dia cepat tidur tetapi mengakibatkan perasaannya tidak bagus," terangnya.    

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement