REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) dan Community Development Center (CDC) PT Telkom yang didukung Divisi Business Services (DBS) PT Telkom memberikan kurikulum pelatihan dan sertifikasi berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan talenta digital Indonesia.
"Termasuk bagi anak SMK di daerah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) melalui program Telkom DigiUp," kata Ketua Panitia Program Telkom DigiUp, Iis Kurnia, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (15/12/2022).
Iis menjelaskan, kurikulum Telkom DigiUp sesuai standar nasional dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Sehingga, menciptakan respon positif dari peserta program yakni 1.040 siswa SMK se-Indonesia.
Dari jumlah tersebut, kata dia, ada pendaftar awal dari kawasan 3T sebanyak 142 siswa. Mereka, berasal dari 11 Kota dan Kabupaten di area 3T serta yang berhasil masuk seleksi dan menuntaskan program ada 52 siswa dari 7 sekolah dr 5 kota/kab 3T.
“Kurikulum kami buat selain sesuai standar BNSP, juga sudah memenuhi SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, red)," ujar Iis dalam rilisnya kepada redaksi media, Rabu (14/12).
Misalnya untuk sertifikasi Junior Web Development, kata dia, kurikulumnya dirancang sedemikian rupa agar peserta fasih mengembangkan sistem web melalui pemrograman mulai dari user interface, pemrograman hingga pengembangan server.
Contoh lain, kata dia, dalam sertifikasi Pemrograman Phyton, SKKNI menetapkan kurikulum harus bisa membuat lulusan program bisa menggunakan struktur data, menginstalasi software tools pemrograman, dan menulis kode dengan prinsip sesuai guidelines dan best practices. Setelah itu, mengimplementasikan pemrograman terstruktur, menggunakan library atau komponen pre-existing, membuat dokumen kode program, dan melakukan debugging.
“Pendekatan serupa kami lakukan tiga sertifikasi lainnya yakni Junior Desainer Grafis, Administrasi Jaringan Computer, dan Junior Multimedia Desain. Seluruh kurikulum, sudah merujuk pada SKKNI sehingga lulusan program fasih melaksanakan tugas fungsinya sekaligus layak disertifikasi standar nasional dari BNSP,” katanya.
Sebelumnya, 1.040 peserta siswa SMK mengikuti program Telkom DigiUp yang tersebar dalam 24 kelas daring dengan komposisi peserta Junior Desain Grafis sebesar 22 persen, Junior Multimedia Designer (UI/UX) (17 persen), Junior Network Administrator (25%), Junior Web Developer (21 persen), dan Junior Web Programmer (Phyton) 15 persen.
Yashinta Fazuliana, peserta dari SMK Negeri 2 Sampit, Kalimantan Barat mengatakan, Telkom DigiUp sangat seru karena dirinya bisa mendapatkan materi baru dari orang lain selain guru di sekolah. Materi tersebut sangat bermanfaat dan menambah keahliannya.
“Dengan mengikuti Telkom DigiUp, saya banyak mengenal orang baru dari berbagai sekolah di Indonesia. Saya berharap dengan mendapatkan sertifikat ini bisa menambah dan mempermudah saya masuk dalam dunia pekerjaan setelah saya lulus dari SMK,” katanya.
Sementara Adinda Aisyah Kayla Al Zahra, peserta dari SMK Telkom Malang mengatakan, pelatihan dan sertifikasi tersebut seru sekalipun kegiatan dilakukan setelah pulang sekolah langsung pelatihan. “Tapi jadi ga kerasa karena kakak-kakak pendampingnya seru-seru, kadang juga diajak foto bareng, untuk materi yang disampaikan bisa banget nambah skill aku dalam bidang multimedia design,” katanya.
Executive Vice President Divisi Business Services Telkom Eddy Sofryano mengatakan, untuk mempersiapkan talenta digital di Indonesia, Telkom terus berkontribusi secara maksimal. Bahkan secara intens hadir pada pendidikan vokasi berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat SMK untuk memberikan solusi-solusi pendidikan yang linkage ke industri.
“Telkom siap untuk lebih awal menghadapi tantangan digital masa depan. Di tahun 2030 saja, diperlukan 47 juta talenta digital, untuk itu perlu dipersiapkan agar lulusan SMK dapat mengisi kebutuhan talenta digital di masa depan,” katanya.