REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran vonis pekerja kemanusiaan Belgia, Olivier Vandecasteele dengan hukuman 28 tahun penjara, karena terlibat dengan sejumlah kejahatan. Menteri Kehakiman Belgia, Vincent Van Quickenborne, pada Rabu (14/12/2022) mengatakan, pemerintah melakukan segala upaya untuk menjamin pembebasannya.
Quickenborne mengatakan, Vandencasteele telah dijatuhi hukuman sebagai pembalasan atas hukuman penjara yang dijatuhkan Belgia pada seorang diplomat Iran tahun lalu. Belgia telah berulang kali mengatakan, penahanan Vandencasteele tidak beralasan.
"Ini adalah rekan senegaranya yang ditangkap secara tidak bersalah pada Februari dan telah ditahan dalam kondisi yang tidak manusiawi sejak saat itu," kata Van Quickenborne, dikutip Middle East Monitor, Rabu (14/12/2022).
Kementerian Luar Negeri Iran menolak berkomentar mengenai vonis terhadap Vandecasteele. Juru bicara keluarga Vandecasteele, Olivier Van Steirtegem mengatakan kepada surat kabar Belgia, Het Nieuwsblad, kliennya tidak bersalah dan menjadi korban permainan politik.
"Ini aib dan tragedi bagi Olivier dan keluarganya. Dia tidak bersalah dan menjadi korban dari permainan internasional yang lebih besar," ujar Steirtegem.
Pekan lalu, Mahkamah Konstitusi Belgia menangguhkan kesepakatan antara Iran dan Belgia yang memungkinkan pertukaran tahanan antara kedua negara. Tetapi Van Quickenborne mengatakan perjanjian itu secara hukum masih relevan untuk Vandencasteele.
Kesepakatan itu dinilai oleh keluarga Vandecasteele sebagai satu-satunya harapan. Media Belgia melaporkan bahwa Vandecasteele kemungkinan ditukar dengan Assadollah Assadi, seorang warga Iran yang tahun lalu dinyatakan bersalah atas percobaan terorisme dan dijatuhi hukuman 20 tahun penjara di Belgia. Assadi berencana melakukan pemboman di rapat umum Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI) pada 2018. NCRI adalah kelompok perlawanan yang berbasis di Prancis. Namun rencana itu berhasil digagalkan.
Van Quickenborne mengatakan situasi Vandencasteele terkait langsung dengan hukuman Assadi, yang bekerja sebagai diplomat di kedutaan Iran di Wina, Austria. Sementara jaksa mengatakan jabatan Assadi adalah kedok untuk melakukan tindakan terhadap anggota oposisi Iran di Eropa. Iran menolak semua tuduhan terorisme dan menyebut tuduhan serangan Paris sebagai aksi "bendera palsu" oleh NCRI, yang dianggapnya sebagai kelompok teroris.