REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Rusia mengatakan tidak ada gencatan senjata saat Natal di Ukraina, Rabu (14/12/2022) waktu setempat. Moskow menolak seruan Kiev untuk mulai menarik pasukan sebelum Natal sebagai langkah mengakhiri konflik terbesar Eropa sejak Perang Dunia II.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksyy sebelumnya meminta agar pasukan Rusia mundur namun Moskow menolak permintaan tersebut.
"Tidak, tidak ada tawaran seperti itu yang diterima dari siapapun. Topik ini tidak ada dalam agenda," ujar Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dilansir laman Guardian, Kamis (15/12/2022).
Pihak Rusia mengatakan, Ukraina harus menerima beberapa wilayah yang jatuh ke tangan Rusia. "Tidak akan ada perdamaian dengan Kiev sampai Zelenskiyy menerima "kenyataan" di lapangan," kata Peskov mengacu pada kendali Rusia atas empat wilayah Ukraina yang dianeksasi.
Setelah serangkaian serangan balik Ukraina, Kiev telah mendapatkan kembali kendali atas sekitar setengah wilayah yang direbut Moskow pada minggu-minggu pertama invasi. Namun hingga kini serangan Rusia masih menargetkan wilayah-wilayah Ukraina.
"Tidak ada ketenangan di garis depan," kata Zelenskyy. "Setiap hari dan setiap meter diberikan dengan sangat keras. Dan terutama di mana seluruh taktik penjajah bermuara pada penghancuran segala sesuatu di depan mereka dengan artileri – sehingga hanya reruntuhan dan kawah yang tersisa," tuturnya.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan skala kekerasan yang sedang berlangsung membuat harapan untuk segera mengakhiri permusuhan masih suram.
"Mengingat apa yang kita lihat di udara dan di darat di Ukraina, sulit untuk menyimpulkan bahwa perang ini akan berakhir pada akhir tahun," kata Kirby menanggapi pertanyaan tentang proses untuk perdamaian yang dirundingkan.
Kekerasan kembali terjadi di Kiev pada Rabu (14/12/2022). Dua gedung pemerintahan dihanta, tetapi sebagian besar pertahanan udara berhasil menghalau serangan itu. Zelenskyy mengatakan 13 drone telah ditembak jatuh.
Di salah satu distrik Kiev, ketika salju menutupi tanah, penduduk mengatakan mereka mendengar deru mesin pesawat tak berawak Iran Shahed diikuti oleh ledakan kuat di sebuah gedung di sebelah rumah mereka. Puluhan ribu orang telah terbunuh, jutaan lainnya mengungsi dan kota-kota menjadi puing-puing sejak Rusia menginvasi tetangganya pada 24 Februari.