rep
Republika yang akan Menjadi Digital
Sejak 14 Desember 2022, beredar surat dari direksi PT Republika Media Mandiri mengenai langkah baru Republika. Di usia 30 tahun kurang tiga hari, Republika akan bermigrasi 100 persen di platform digital: Republika.co.id dan Republika.id (yang selama ini sebagai platform berbayar). Ulang tahun ke-30 Republika jatuh pada 4 Januari 2023, per 1 Januari 2023 Republika tidak akan tebit lagi dalam format cetak.
Terbitnya Republika pada 1993 menjadi pembicaraan hangat saat itu, bahkan jauh sebelum terbit. Dibahas sebagai koran yang akan diterbitkan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) –ormas yang disimbolkan sebagai kebangkitan Islam di Indonesia. Setelah muncul, memang memberikan kejutan: desain modular yang berbeda dengan koran-koran yang ada, gaya penulisan koran yang berbeda dengan penulisan koran-koran yang sudah ada.
Saya sebagai mahasiswa jurnalistik, termasuk yang ikut menyambutnya dalam bentuk tulisan yang dimuat Harian Terbit. Judulnya “Republika Lahir di Tengah Kekhawatiran”, karena saat itu memang ada pihak-pihak yang mengkhawatirkan: di saat permohonan SIUPP ditutup, ternyata Republika diberi SIUPP, akankah Republika bisa bertahan hidup? Kliping itu sekarang sudah tidak utuh karena dimakan rayap, tapi sebagian besar masih bisa dibaca.
Tulisan diawali dengan optimism bahwa Republika akan mendapat pasar dengan gaya penyampaiannya yang inklusif kendati korannyamembawa misi keislaman. Ulasannya tentu kemudian mengarah kepada sisi idealisme yang dibawa Republika dan sisi bisnis yang akan dijalankan oleh manajemen Republika, setelah pemerintah mewajibkan pengelola media berbadan hukum perseroan terbatas dari semula berbadan hukum yayasan.
Untuk bisa bertahan dalam persiangan bisnis media, Republika harus bisa mengikat khalayak dengan pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis dalam yang menjadi salah satu dimensi fungsional media. Termasuk di dalamnya kemampuannya untuk menghubungkan realitas sosial yang objektif dengan pengalaman pribadi khalayak, menjadi saluran penghubung bagi berbagai institusi yang berbeda. Salah satu tujuan diterbitkannya Republika adalah menjadi saluran dari suara yang telah lama dibungkam.
Mulai 1 Januari, seperti yang ditulis di surat edaran direksi Republika itu, “Republika akan mencurahkan semua kekuatan editorial, sumber daya, waktu, pikiran, dan energi untuk semata kanal-kanal digital...” Lebih lanjut ditegaskan, “Di tengah derasnya arus digitalisasi yang menggemuruh, kami berikhtiar menjalankan misi menjaga kebangsaan, sebagai pemersatu di tengah narasi-narasi yang memecah belah.”
Priyantono Oemar