REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Merayakan sifat multikultural Aston dan Birmingham Inggris, sekelompok Muslimah berkumpul pada Selasa, (13/12/2022) untuk menjadi tuan rumah Pasar Natal pertama, mempromosikan produk mereka tanpa ikut serta merayakan Natal.
“Sebagian besar wanita yang menggunakan pusat kami adalah Muslim keturunan Asia Selatan, Afrika, dan Arab dan Natal biasanya bukan salah satu hari libur yang mereka rayakan," kata Manajer Pusat Meena Bibi seperti dilansir di About Islam.
Namun, kata dia, seni dan kerajinan telah menjadi bagian penting dari kegiatan yang mereka ikuti tahun ini dan, dari Pesta Olahraga Persemakmuran Birmingham 2022 hingga membuat lentera untuk parade Diwali kota baru-baru ini, menjangkau dan menghubungkan komunitas telah memainkan peran kunci dalam komitmen mereka untuk merayakan kota mereka.
Saat warga dunia mengakhiri tahun ini, kata dia, tampaknya tepat bahwa langkahnya mengadakan pasar Natal pertama sudah berada di jalur yang benad.
Hal itu untuk mengingatkan semua orang bahwa kota tersebut merupakan kota multikultural dan status etnis mayoritas Muslim yang baru diumumkan adalah salah satu kekuatan, bukan kelemahan.
Selain kios-kios yang menjual makanan, pakaian, lukisan henna, serta sabun dan krim buatan sendiri, warga Birmingham utara akan mengungkap mural taman baru, yang telah mereka kerjakan selama beberapa bulan.
Mural baru menggambarkan alam bunga dan lebah untuk mewakili ekosistem lokal, terjalin dengan pola geometris Islami yang berani dan motif Islami. Natal adalah festival utama dalam kalender Kristen.
Meskipun umat Islam tidak merayakan Natal, mereka biasanya mengulurkan tangan untuk membantu pasien, kurang beruntung, dan tunawisma untuk merayakan musim tersebut.
Awal tahun ini, Islamic Circle of North America (ICNA) bekerja sama dengan komunitas Muslim di seluruh New York City untuk membagikan lebih dari 2.000 mainan pada Mei 2021. Imas Damayanti