Disperindag Jateng: Fluktuasi Harga Kedelai-Beras Premium Dominan pada 2022

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi

Harga kedelai yang mahal membuat pedagang tahu kerepotan. Tahu, ilustrasi.
Harga kedelai yang mahal membuat pedagang tahu kerepotan. Tahu, ilustrasi. | Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sepanjang Januari hingga November 2022, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah mencatat terdapat dua komoditas bahan pangan yang terus mengalami fluktuasi harga.

Kedua komoditas tersebut adalah kedelai dan beras mutu premium. Selebihnya, harga berbagai bahan pangan dan kebutuhan pokok masyarakat relatif stabil dan kenaikannya masih cukup terkendali.

Khusus pada bulan November hingga pekan kedua bulan Desember 2022 tercatat ada beberapa komoditas yang mengalami fluktuasi harga per pekan. Di mana ada komoditas pangan tertentu yang harganya naik di pekan pertama.

"Namun harga kembali turun di pekan berikutnya," ungkap PLT Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Mohammad Santoso, usai mengikuti Rapat Koordinasi Stakeholder Pangan dalam Menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Jawa Tengah, yang digelar di kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Tengah, di Kota Semarang, Kamis (15/12/2022).  

Ia juga menyampaikan, dari berbagai jenis komoditas yang menjadi perhatian dan biasanya mengalami kenaikan harga antara lain beras (baik premium maupun medium), minyak goreng dan gula pasir. “Terkait hal ini, sejumlah komoditas bahan pangan strategis terus kami monitor dan analisis," katanya.

Santoso menambahkan, hasil analisis bulanan, sepanjang tahun 2022 mulai Januari hingga November 2022 hanya ada dua komoditas bahan pangan yang terus mengalami kenaikan, yakni kedelai dan beras premium. Terkait beras premium, ia menyebut segmennya juga khusus, sehingga masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan.

Karena untuk beras medium pemerintah sudah menugaskan Perum Bulog untuk mengeluarkan stoknya dalam rangka menjaga Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) yang juga dilakukan terus menerus.

Yang terpenting, lanjutnya, untuk Nataru ini Pemprov Jawa Tengah menyiapkan posko Nataru. Nantinya terdapat sembilan koordinator yang disiagakan di posko tersebut. Mulai koordinator lalu lintas, infarstruktur hingga coordinator untuk kebutuhan pokok masyarakat.

Sehingga semua bidang nantinya bisa cepat bertindak jika terjadi persoalan di lapangan, termasuk jika terjadi persoalan pada distribusi dan harga bahan pangan di masyarakat.

Pos akan efektif mulai 22 Desember sampai dengan 4 januari 2023. “Kita sudah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan seluruh stakeholder yang tergabung dalam tim terpadu Nataru nanti," jelasnya.

Wakil Kepala Satgas Pangan Polda Jawa Tengah, AKBP Rosyid Hartanto menambahkan, semua bahan pokok penting, jadi semua akan mendapatkan perhatian dari Satgas pangan dalam rangka nataru kali ini.

Jika beberapa waktu lalu minyak goreng langka karena ada masalah dalam distribusi yang terlambat, maka kali ini barang yang sifatnya impor juga akan mendapatkan perhatian lebih, seperti kedelai dan bawang putih.

"Karena saat ini harga kedelai di pasaran cukup tinggi, sehingga distribusinya juga harus diawasi agar tidak terjadi simpul- simpul dalam proses distribusinya," kata Rosyid.

 

Terkait


Badan Pangan Yakin Harga Tahu-Tempe Bakal Kembali Turun Bulan Depan

Pemkot Salatiga Salurkan Subsidi Pembelian Kedelai Rp 2.000 per Kilogram

Pekerja Pabrik Tahu di Banten Mogok Produksi

Badan Pangan Nasional Minta Bulog Segera Impor Kedelai Mulai 50 Ribu Ton

Target Sentra Kedelai Nasional, Petani Kabupaten Serang Dilatih Khusus

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark