Waspada Banjir hingga Kebakaran, Pemkot Solo Bentuk TRC Penanggulangan Bencana Alam
Rep: C02/ Red: Muhammad Fakhruddin
Waspada Banjir hingga Kebakaran, Pemkot Solo Bentuk TRC Penanggulangan Bencana Alam (ilustrasi). | Foto: Dok Republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -– Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) yang berkaitan penanganan bencana guna mengatasi apabila ada kondisi bencana yang terjadi.
Dalam pengukuhan tersebut, setidaknya terdapat 80 calon anggota. Mulai dari Personil Kodim 0735, Polresta Solo, Basarnas Surakarta, 14 OPD Surakarta, 5 Kecamatan, 54 Kelurahan
Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengakui Kota Solo termasuk daerah yang masih rawan bencana. Pihaknya pun berharap agar pembentukan tersebut juga dapat membangun kesadaran masyarakat Solo terkait kewaspadaan terhadap bencana.
"Kalau bicara tentang Jawa Tengah, Solo, secara geografis minimal memang hanya hujan dan angin. Kalau hujan sebentar ya bisa memunculkan genangan. Kalau hujan agak lama ya banjir. Selain itu Solo juga rawan bencana angin. Tapi kesadaran masyarakat Solo untuk ikut serta menjaga dan merawat pepohonan yang sudah ditanam dalam rangka pencegahan bencana itu juga perlu," ujar Teguh, Kamis (15/12).
Selain itu, Teguh juga mengatakan ada beberapa usaha pemerintah dalam mengatasi masalah genangan dan banjir yang masih terjadi di beberapa titik di Solo. Di antaranya dengan pembangunan parapet tanggul Sungai Bengawan Solo. "Ya harapannya parapet dapat menahan luapan air Bengawan Solo," katanya.
Selain itu, dalam rangka pembenahan kawasan kumuh pihaknya juga mengatakan ada di beberapa titik. Yakni mulai dari ujung Mojo dan berakhir di kawasan pintu air Demangan, Sangkrah. "Tidak ada lagi kekumuhan karena telah dibangun oleh negara dan saat ini kawasan itu dinamakan kawasan Semanggi Harmoni," terangnya.
Sementar itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Bergas Catursari, mengapresiasi terbentuknya TRC Penanggulangan Bencana Kota Solo. Namun, ia mengatakan bahwa perlunya kolaborasi dari berbagai elemen dalam menanggulangi bencana.
"Pada saat terjadi bencana, semua mengambil peran sesuai kapasitasnya dan berkolaborasi sehingga penanggulangan bencana akan menjadi lebih cepat. Jadi semua jenis kebencanaan, apakah itu risiko tinggi, sedang, ataupun biasa, akan selalu memerlukan penanganan cepat," kata Bergas.