Kamis 15 Dec 2022 19:15 WIB

KBRI Beijing Tutup Sementara karena Mayoritas Staf Positif Covid-19

Sebelum kembali dibuka, KBRI Beijing akan menggelar lagi tes PCR

Red: Nur Aini
Window of Indonesia adalah ruang pameran produk Indonesia di KBRI Beijing. Kedutaan Besar RI di Beijing, China, tutup sementara hingga 20 Desember 2022 karena, berdasarkan hasil tes PCR secara independen yang keluar pada Kamis (15/12/2022), sebagian besar staf dan pegawai terdeteksi positif Covid-19.
Foto: Dokumentasi KBRI Beijing
Window of Indonesia adalah ruang pameran produk Indonesia di KBRI Beijing. Kedutaan Besar RI di Beijing, China, tutup sementara hingga 20 Desember 2022 karena, berdasarkan hasil tes PCR secara independen yang keluar pada Kamis (15/12/2022), sebagian besar staf dan pegawai terdeteksi positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kedutaan Besar RI di Beijing, China, tutup sementara hingga 20 Desember 2022 karena, berdasarkan hasil tes PCR secara independen yang keluar pada Kamis (15/12/2022), sebagian besar staf dan pegawai terdeteksi positif Covid-19.

Sesuai protokol kesehatan di Beijing, bagi yang positif Covid-19 diharapkan melakukan karantina mandiri di rumah hingga dapat pulih kembali, demikian diumumkan KBRI Beijing. Sebelum kembali dibuka, KBRI Beijing akan menggelar lagi tes PCR secara independen pada Senin (19/12/2022).

Baca Juga

Sekiranya tes PCR menunjukkan hasil terbaik, KBRI Beijing mengatakan kantor perwakilan RI tersebut kembali dapat beroperasi secara reguler. Sebelumnya, KBRI Beijing menggelar tes PCR massal secara independen untuk staf dan keluarganya pada Rabu (14/12). Hasil tes PCR tersebut keluar pada Kamis.

KBRI Beijing tidak menyebutkan berapa banyak anggota staf dan pegawainya yang hasil tes PCR-nya menunjukkan positif Covid-19. "Mohon maaf hari ini pelayanan tutup. Silakan datang lagi Selasa (20/12) depan," kata Atase Imigrasi KBRI Beijing Raden Fitri Saptaji kepada dua warga negara Indonesia yang hendak mengajukan permohonan perpanjangan paspor.

Sejak otoritas China mengumumkan pelonggaran kebijakan antipandemi Covid-19 pada Rabu (7/12), situasi di Beijing secara umum masih lengang karena banyak warga mengalami flu, yang diduga sebagai Covid-19 varian Omicron. Terkait banyaknya warga yang mengeluh demam, China mendirikan sekitar 14 ribu unit klinik flu di kota kelas dua. Selain itu, terdapat pula 33 ribu unit bangsal flu di berbagai pelosok.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement