Jumat 16 Dec 2022 08:39 WIB

Mau Lihat Tebing Batu Berkelamin? Pergilah ke Gunung Batuditabang, Pegunungan Meratus

Batu tebing di Gunung Batuditabang, Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan, memiliki alat kelamin. Bagaimana ceritanya?

Rep: oohya! I demi Indonesia/ Red: Partner
.
Foto: network /oohya! I demi Indonesia
.

Butuh-oinya, demikian masyarakat<a href= Dayak Meratus menyebutnya. Lingga-yoni, kita mengenalnya. Ada di batu tebing Gunung Batudtbatang, Pegunungan Meratus." />
Butuh-oinya, demikian masyarakat Dayak Meratus menyebutnya. Lingga-yoni, kita mengenalnya. Ada di batu tebing Gunung Batudtbatang, Pegunungan Meratus.

Gunung Batuditabang di Pegunungan Meratus memiliki legenda lingga yoni.

Pernah lihat tebing batu memiliki alat kelamin? Pergilah ke Gunung Batuditabang di Kalimantan Selatan. Butuh-oinya (lingga-yoni) di Gunung Batuditabang ada di Pegunungan Meratus.

Hatta, Putri Datu Ayuh Tambai yang baru belajar berjalan dibawa burung halang (elang) di pucuk pohon. Datu Ayuh dan istri harus menebang pohon itu untuk mendapatkan kembali anaknya.

Datu Sumalee yang berkepala tujuh, datang menghampirinya, lalu bertanya, ''Kenapa pohon ditebang?'' Saat Datu Ayuh menjawab, mulut di kepala kedua Datu Sumalee mengajukan pertanyaan serupa, sehingga jawaban Datu Ayuh tak ia dengar. Begitu seterusnya, tujuh kepala Datu Sumulee, mulutnya saling bersahutan bertanya, berisik menelan suara Datu Ayuh saat memberikan jawaban.

Karena tak mendengar jawaban, Dayu Sumulee merasa pertanyaannya tidak digubris oleh Datu Ayuh. Datu Sumalee marah, lalu mengutuk Datu Ayuh dan istri beserta pohon menjadi batu. Tapi, sebelum Datu Ayuh beserta istri dan anak di pucuk pohon berubah menjadi batu, Hyang Satu mengayuhkan (mengajukan) pengganti, yaitu Datu Ayuh Palue dan istri. Maka, jadilah Datu Ayuh Palue dan istri menjadi batu. Datu Ayuh, istri, dan anak selamat. Di kemudian hari Datu Ayuh berhasil membunuh Datu Sumalee.

DI batu itu ada retakan memanjang. Oleh warga Dayak Meratus retakan itu dianggap sebagai bekas tebasan parang Datu Ayuh. Sedangkan butuh-oinya yang terlihat di batu itu dipercaya sebagai milik Datu Ayuh Palue dan istri. Begitulah legenda di masyarakat Dayak Meratus di Kalimantan Selatan mengenai butuh-oinya di Gunung Batuditabang, Pegunungan Meratus.

Ma Roejan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement