Jumat 16 Dec 2022 11:36 WIB

Dorong Ekspor Lada, LPEI Gandeng BNI Resmikan Desa Devisa

LPEI dan BNI lewat Rumah BUMN dorong ekspor lada Sambas

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (kiri) bersama Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso (kanan). Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank berkolaborasi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Rumah BUMN Wilayah Kalimantan Barat terkait ekspor lada dari Sambas melalui Program Desa Devisa. Hal itu dilakukan untuk mengeskalasi peluang ekspor komoditas unggulan dari berbagai daerah sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani di Indonesia.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbarx
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (kiri) bersama Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso (kanan). Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank berkolaborasi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Rumah BUMN Wilayah Kalimantan Barat terkait ekspor lada dari Sambas melalui Program Desa Devisa. Hal itu dilakukan untuk mengeskalasi peluang ekspor komoditas unggulan dari berbagai daerah sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank berkolaborasi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Rumah BUMN Wilayah Kalimantan Barat terkait ekspor lada dari Sambas melalui Program Desa Devisa. Hal itu dilakukan untuk mengeskalasi peluang ekspor komoditas unggulan dari berbagai daerah sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani di Indonesia.

Direktur Hubungan Kelembagaan LPEI Chesna F Anwar mengatakan sinergi tersebut merupakan salah satu pendekatan yang diambil oleh LPEI untuk membentuk Desa Devisa."Kolaborasi LPEI dengan institusi lain diharapkan dapat memperkuat program pendampingan yang akan diberikan kepada para petani lada Sambas, sehingga dapat mempercepat tercapainya mandat kami untuk memperkuat ekspor nasional," ujarnya, Jumat (16/12/2022).

Desa Devisa Klaster Lada Sambas akan mendampingi sebanyak 629 petani lada yang memiliki lahan produktif seluas 213 hektare dan kapasitas produksi 200 ton biji kering per tahun. saat ini yang berada di 12 desa di Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, antara lain Desa Sendoyan, Sulung, Penakalan, Sekuduk, Piantus, Setalik, Parit Raja, Perigi Landu, Senujuh, Perigi Limus, Semanga, dan Sepantai.

Lada Sambas memiliki keunikan berupa karakteristik cita rasa dan aroma khas. Adapun keunggulan itu menjadi modal bagi lada Sambas untuk merambah pasar ekspor, ditambah dengan pendampingan dan pelatihan yang diberikan kepada petani dan koperasi untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sehingga mampu memproduksi lada yang lebih berkualitas dari yang lain.

“Melalui Koperasi Srikandi Jaya Sambas lada Sambas saat ini telah dipasarkan dalam bentuk olahan lada bubuk dengan merk Batu Layar dan telah menembus pasar Malaysia,” ucapnya.

Menurutnya pelatihan yang diberikan kepada petani dan koperasinya akan dilakukan secara berkesinambungan hingga produk lada Sambas menembus pasar internasional. Ke depan, LPEI juga akan terus bersinergi membangun desa-desa melalui Program Desa Devisa untuk mendorong partisipasi masyarakat desa dalam rantai ekspor global. 

“Kami harap melalui program ini banyak desa di Indonesia dapat menghasilkan devisa dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara melalui kegiatan ekspor," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement