Jumat 16 Dec 2022 12:31 WIB

Bulog Sebut Beras Impor untuk Jamin Stabilitas Harga

Kebijakan impor beras diklaim demi perkuat cadangan beras nasional.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan impor beras dilakukan untuk menjaga cadangan beras pemerintah.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan impor beras dilakukan untuk menjaga cadangan beras pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso atau Buwas memastikan stabilitas harga beras di pasaran dapat dijaga dengan bertambahnya stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai oleh BULOG melalui masuknya beras impor yang baru tiba hari ini. Hal tersebut disampaikan Budi Waseso saat meninjau pembokaran perdana kedatangan beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo pada Jumat (16/12/2022).

"Sampai akhir Desember ini akan masuk beras impor sebanyak 200 ribu ton untuk menambah cadangan beras pemerintah ke 14 titik pelabuhan di Indonesia," ujar Buwas.

Baca Juga

Buwas memerinci ke-14 pelabuhan tersebut meliputi Pelabuhan Malahayati dan Lhokseumawe (Aceh), Belawan (Medan), Dumai (Riau), Teluk Bayur (Padang), Boom Baru (Palembang), Panjang (Lampung), Tanjung Priok (Jakarta), Merak (Banten), Tanjung Perak (Surabaya), dan Tenau (Kupang). Kemudian sisanya akan direalisasikan tahun depan sampai sebelum panen raya.

"Alhamdulillah hari ini BULOG mendapat tambahan stok Cadangan Beras Pemerintah sebanyak 10 ribu ton untuk kapal impor perdana dari Vietnam yang baru tiba (5 ribu ton di tanjung priok dan 5 ribu ton di Merak) dan secara terus menerus akan terus bertambah karena sudah banyak kapal impor dari Vietnam, Thailand, Pakistan dan Myanmar yang sudah antre akan bersandar," ucap Buwas.

Buwas mengatakan kebijakan pengadaan beras dari luar negeri semata-mata untuk memperkuat cadangan beras nasional. Buwas menyebut kebijakan yang diambil ini tidak akan mengganggu beras petani karena hanya dipergunakan pada kondisi tertentu seperti penanggulangan bencana, intervensi harga jika diperlukan, dan beberapa kegiatan pemerintah lainnya.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan jumlah beras yang akan diimpor sebanyak 500 ribu ton yang akan masuk secara bertahap sampai Februari atau sebelum panen raya.

"Sebenarnya tidak ada yang ingin impor jika stoknya cukup, tetapi beberapa bulan terakhir harga beras meroket dan stok BULOG untuk Operasi Pasar makin berkurang sehingga dibutuhkan segera stok dari luar negeri untuk meredam kenaikan harga beras ini," ujar Zulhas.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyampaikan impor beras ini bukan keinginan BULOG melainkan hasil keputusan dua kali Rakortas dalam rangka penambahan stok cadangan beras pemerintah guna menjaga stabilitas harga di pasaran. "Jika diperlukan beras impor ini akan digelontorkan dalam rangka menghadapi Natal dan Tahun Baru sehingga tidak ada gejolak harga," kata Arief.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement