Jumat 16 Dec 2022 13:21 WIB

Awali Musim Tanam Padi, Petani Gropyokan Tikus

Gropyokan untuk mengendalikan tikus sekaligus program percepatan musim tanam rendeng.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Petani memperlihatkan tikus yang berhasil ditangkap saat gropyokan tikus.
Foto: Antara/Siswowidodo
Petani memperlihatkan tikus yang berhasil ditangkap saat gropyokan tikus.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para petani di Kabupaten Indramayu mulai memasuki musim tanam rendeng (penghujan) 2022/2023. Mereka pun mengawali musim tanam dengan melaksanakan gropyokan tikus.

Hal itu seperti yang dilakukan para petani di Kecamatan Haurgeulis. Pemerintah Kecamatan Haurgeulis setempat mencanangkan gerakan pengendalian tikus secara perdana di areal persawahan Desa Kertanegara beberapa hari yang lalu.

Aksi gropyokan tikus dipimpin langsung oleh Camat Haurgeulis, Dulyono, bersama jajaran Forkopimcam dan kepala desa Kertanegara. Selain para petani, kegiatan itu juga melibatkan pamong desa, anggota TNI, Polri, Satpol PP, petugas POPT, BPP, penyuluh pertanian serta jajaran UPTD Pertanian dan Peternakan setempat.

Mereka kompak turun ke sawah dan memburu tikus hingga ke lubang-lubang yang ditengarai menjadi tempat bersembunyinya hewan pengerat tersebut.

"Kegiatan gropyokan tikus dilakukan untuk mengendalikan tikus sekaligus menyukseskan program percepatan musim tanam rendeng,’’ kata Dulyono, Jumat (16/12).

Dulyono mengungkapkan, aksi gropyokan tikus secara masal itu rutin dilaksanakan setiap menjelang musim tanam. Sebelumnya, kegiatan serupa juga telah dilakukan saat menjelang tanam padi musim gadu.

Dalam pengendalian hama tikus itu, digunakan beberapa metode. Seperti pengasapan, emposan atau pemberian racun tikus dan penggalian lubang.

Dulyono menyatakan, pengendalian dan pemberantasan tikus tidak bisa dilakukan secara perorangan. Melainkan harus dilakukan secara bersama-sama dengan memilih waktu yang tepat. Yakni di awal tanam atau akhir musim menjelang masa panen.

"Gropyokan memang harus dilakukan bersama-sama agar hasilnya maksimal. Kalau hanya dilakukan beberapa petani saja, hasil yang diperoleh tidak optimal," ujar Dulyono.

Selain di Desa Kertanegara, aksi serupa juga dilaksanakan di sembilan desa lainnya di Kecamatan Haurgeulis secara bertahap. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement