REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kremlin mengatakan akan mempelajari paket sanksi terbaru Uni Eropa terhadap Rusia. Moskow mengatakan akan merespon paket sanksi itu setelah mempelajarinya.
Pada Kamis (15/12/2022) kemarin pemimpin Uni Eropa sepakat untuk menyediakan 18 miliar euro untuk membiayai Ukraina tahun depan dan memberikan paket sanksi kesembilan untuk Rusia. Langkah itu menargetkan hampir 200 orang dan melarang investasi ke industri pertambangan Rusia.
Pada Jumat (16/12/2022) juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan akan mempelajari sanksi-sanksi itu sebelum meresponnya.
Sebelumnya dilaporkan Perwira militer Ukraina mengatakan Rusia bersiap untuk perang panjang di Ukraina. Brigadir Jenderal Oleksiy Gromov menambahkan Moskow juga masih berniat menaklukan seluruh Ukraina.
Dalam rapat militer Gromov mengatakan meski ia tidak memperkirakan Moskow akan menggelar serangan dari Belarusia. Tapi Rusia melatih pasukan barunya di wilayah negara tetangga itu dan memindahkan pesawat militernya ke sana.
"Kremlin hendak mengubah konflik menjadi konfrontasi bersenjata berkepanjangan," kata Gromov, Jumat (16/12/2022).
Di rapat yang sama Deputi Menteri Pertahanan Hanna Malyar memperingatkan agar Ukraina tidak langsung puas setelah berhasil memukul mundur Rusia akhir-akhir ini.
"Kami dan dunia tidak boleh santai, karena tujuan utama Federasi Rusia adalah menaklukan seluruh Ukraina dan kemudian kami bisa maju," kata Malyar.
Gromov tidak mengatakan berapa lama Rusia ingin menggelar perang yang sudah berlangsung selama 10 bulan ini. Pemerintah Ukraina menggambarkan Rusia sangat ingin membalikan kemunduran militer mereka baru-baru ini.