REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Masa depan Gareth Southgate sebagai pelatih tim nasional Inggris terus diperbincangkan. Ia sedang menenangkan diri.
Ia baru saja berpetulang di Piala Dunia 2022. Lankah pasukan Negeri Ratu Elisabeth terhenti di perempatfinal. The Three Lions tampil impresif saat merajai Grup B.
Pada babak 16 besar, Harry Kane dan rekan-rekan membungkam Senegal, tiga gol tanpa balas. Setelahnya, mereka ditaklukkan Prancis. Sekembalinya dari Qatar, Southgate mulai mempertimbangkan apakah bakal bertahan atau mengundurkan diri.
Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) meminta sang arsitek agar segera memberikan jawaban. Ini mengingat agenda penting lainnya, sudah menunggu. Pada Maret (2023) kualifikasi Piala Eropa 2024, dimulai.
"Southgate akan duduk bersama FA pada awal Januari (2023), mengevaluasi hasil Piala Dunia mereka secara mendetail dan memutuskan masa depanya di timnas Inggris," demikian laporan yang dikutip dari dailymail.co.uk, Jumat (16/12).
FA ingin yang bersangkutan bertahan. Southgate masih bimbang. Semua kembali padanya.
Ia menjadi pelatih Inggris sejak 2016. Ia telah menangani the Three Lions dalam tiga turnamen besar. Hasilnya, Jordan Henderson dkk menembus semifinal Piala Dunia 2018, lolos ke final Piala Eropa 2020, dan melaju ke perempatfinal Piala Dunia 2022.
Southgate baru saja membangkitkan kepercayaan penggemar terhadap mereka. Setelah kampanye negatif di UEFA Nations League, Inggris dinilai tampil memukau di Qatar. Sayang, anak asuhnya gagal melewati Prancis.
Kendati mendominasi, the Three Lions tak cukup efektif memanfaatkan peluang saat jumpa Les Bleus. Itu termasuk penalti Harry Kane, lima menit sebelum waktu normal berakhir. Sepakan Kane melambung di atas mistar gawang Hugo Lloris.
Sejatinya, kontrak Southgate bersama timnas Inggris hingga 2024. Tepatnya setelah kejuaraan Eropa di Jerman berlangsung.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
