REPUBLIKA.CO.ID, PBB - Sekjen PBB Antonio Guterres pada Kamis (15/12/2022) mendesak penyelidikan 'cepat' dalam kasus tewasnya penjaga perdamaian asal Irlandia di Lebanon selatan, menurut juru bicara Stephane Dujarric.
Guterres "sangat sedih" dengan kematian penjaga perdamaian Pasukan Interim PBB di Lebanon (UNIFIL), kata Dujarric kepada awak media.
"Ia mendesak investigasi segera oleh otoritas terkait untuk menentukan fakta terkait insiden tersebut dan kebutuhan akuntabilitas," katanya.
Seorang tentara Irlandia tewas dan tiga tentara lainnya terluka ketika kendaraan mereka ditembaki pada Rabu malam, menurut misi tersebut.
Juru bicara UNIFIL Andrea Teneti mengatakan detail (tentang kejadiannya) masih "sedikit dan bertentangan". Ia juga menambahkan bahwa UNIFIL kini sedang berkoordinasi dengan pasukan Lebanon.
Pasukan penjaga perdamaian multinasional telah dikerahkan di Lebanon selatan sejak 1978. Tujuan utama mereka adalah untuk menjaga keamanan di kawasan sekaligus mengawasi kesepakatan menyudahi permusuhan.
Pasca perang 2006 antara Israel dan kelompok Lebanon, Hizbullah, UNIFIL ditugaskan untuk memastikan implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menyerukan gencatan senjata antara pihak yang bertikai dan penarikan tentara Israel dari Lebanon selatan.