REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengundang jurnalis olahraga dalam seminar Upgrade Filanesia (Filosofi Sepak Bola Indonesia) atau yang disebut Filanesia 2.0 di Hotel Mercure, TB Simatupang, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Kegiatan bertajuk Upgrade Filanesia 2.0 itu telah berlangsung sejak 6 Desember 2022 hingga 19 Desember 2022.
Filanesia, sebagai landasan sepak bola Indonesia yang lahir sejak 2017, akan diperbaharui untuk menyesuaikan perkembangan zaman. Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri mengatakan pandangan awak media menjadi bagian penting dalam penyempurnaan kurikulum Filanesia. Sebelumnya berbagai pemangku kepentingan juga turut diundang untuk menyempurnakan pembaruan Filanesia 2.0.
"Kami menganggap perlu dari sisi media, terkait perubahan sepak bola Indonesia dari tahun ke tahun. Teman-teman media selalu mengikuti perkembangan khususnya tim nasional Indonesia," kata Indra dalam seminar Upgrade Filanesia 2.0, Jumat (16/12/2022).
Indra mengungkapkan dalam kegiatan yang berlangsung selama 13 hari, pihaknya melakukan evaluasi dan pembaruan dengan mengundang para pihak terkait seperti para mantan pemain tim nasional Indonesia, mantan-mantan pelatih, termasuk mantan pelatih tim nasional, pelatih fisik maupun pelatih kiper.
Selain itu, ada juga yang dari perguruan tinggi, psikolog, dokter hingga fisioterapi. "Alhamdulillah saya ucapkan terima kasih sudah memberikan pandangan-pandangannya, masukan-masukannya terhadap apa-apa saja yang akan kita upgrade di Filanesia nanti. Kami sangat berterima kasih kepada Menpora, sinergi yang baik antara PSSI yang sudah berjalan kurang lebih tiga tahun," ujarnya.
"Banyak program yang kami lakukan terutama di departemen teknik, termasuk timnas. Kemenpora di bawah kepemimpinan Zainudin Amali, kami merasa sangat dibantu dan terbantu sekali dengan menjalankan program-program tersebut," tambahnya.
Filanesia digagas untuk menjadi fondasi dan karakter sepak bola Indonesia, baik untuk pembinaan usia dini sampai profesional dari segi individu maupun tim. Filosofi ini akan memberikan panduan dalam hal lingkup sepakbola, seperti penjenjangan latihan berdasarkan usia, pengembangan teknik pemain, dan ciri-ciri bermain di lapangan.
"Harapan ke depan dari kita tentu setelah ini di-upgrade menjadi satu kurikulum, nanti akan kami sebarkan ke para pelatih di seluruh Indonesia. Tentu lewat kursus-kursus kepalatihan, mulai dari lisensi D, lisensi C, B dan A," kata Indra.
"Kami akan membina dengan kurikulum Filanesia dari anak-anak SD yang ada sekarang, dan merekalah yang akan kita persiapkan nanti secara bertahap, sesuai dengan piramida pengembangan sepak bola usia muda Indonesia," jelasnya.
Kurikulum Pembinaan Sepak Bola Indonesia ini bukan untuk menyeragamkan taktik dari setiap pelatih maupun pemain, tapi ini akan menjadi ciri permainan Indonesia di pentas internasional. Kurikulum ini diharapkan bisa membuahkan pemain-pemain berkualitas di masa depan. Ini akan menjadi program jangka panjang agar Indonesia punya prestasi gemilang di pentas internasional.
"Kurikulum ini untuk membangun, menyiapkan para pemain, ujung-ujungnya nanti untuk pemain-pemain tim nasional yang bisa berprestasi. Prestasinya ya kita berharap, kita nggak muluk-muluk, kita harus visioner ke depan bahwa dari grassroot menuju Piala Dunia 2034," ungkapnya.