REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Peneliti Utama bidang Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menanggapi terkait unggahan di TikTok yang viral tentang fenomena solstis dan meminta masyarakat untuk tidak keluar malam pada 21 Desember 2022.
Menurutnya, hal tersebut hoaks dan fenomena solstis merupakan kejadian tahunan. "Jelas itu hoaks. Tidak ada larangan keluar rumah karena tidak ada dampak apapun. Baik siang maupun malamnya," katanya saat dihubungi Republika.co.id pada Jumat (16/12/2022).
Kemudian, dia menjelaskan terkait terjadinya fenomena solstis yaitu awalnya bidang ekuator bumi miring 23,5 derajat terhadap bidang orbit bumi mengitari matahari.
Akibatnya, selama satu tahun bumi mengitari matahari, posisi matahari tampak berpindah titik terbit atau terbenamnya.
Dia menambahkan titik tersebut tampak bergeser ke utara, balik ke selatan, lalu balik ke utara lagi. Tidak tetap di titik timur atau barat.
Saat mencapai titik balik selatan pada 21 Desember disebut Winter Solstice. Itu pertanda awal musim dingin bagi negara-negara belahan bumi utara.
"Itu kejadian tahunan. Tidak ada dampak apapun pada hari itu ya. Dari siang maupun malam," kata dia.
Lalu, kata dia, pergeseran tahunan posisi matahari hanya berdampak pada siklus tahunan musim di bumi.
"Di Indonesia kita mengalami siklus musim hujan dan kemarau karena pergerakan posisi matahari tersebut," kata dia.
Sebelumnya diketahui, sebuah video yang viral di TikTok yang mengimbau masyarakat untuk tidak keluar malam pada 21 Desember 2022. Sebab, akan terjadi fenomena solstis.
"Tidak boleh keluar malam tanggal 21 Desember 2022," kata akun TikTok @hendrikecee dalam video yang diunggahnya.
Adanya unggahan tersebut membuat Netizen ramai memperbincangkan fenomena ini karena merasa khawatir akan ada yang terjadi pada tanggal tersebut.