REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, menolak permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengisolasi atlet Rusia dari dunia olahraga termasuk Olimpiade Paris 2024. ''Melalui panggilan telepon, Zelensky meminta agar Rusia dikucilkan penuh dari komunitas dunia. Dari sudut pandangnya, isolasi juga harus berlaku bagi atlet,'' demikian pernyataan IOC dalam laman resminya.
Namun Bach menegaskan bahwa Olimpiade merupakan ajang pemersatu, bukan alat untuk mengucilkan suatu negara. Itu bahkan secara jelas tertuang dalam Piagam Olimpiade.
Presiden IOC juga menjelaskan sanksi yang diberlakukan Dewan Eksekutif IOC terhadap negara dan pemerintah Rusia dan Belarus setelah invasi Ukraina pada Februari lalu. Hukuman tersebut bahkan telah disepakati dalam KTT Olimpiade pada 9 Desember 2022.
IOC melarang semua kegiatan olahraga digelar di Rusia dan Belarus. Semua ajang olahraga yang dijadwalkan di dua negara tersebut diminta untuk dibatalkan atau dipindahkan.
Para atlet dari Rusia dan Belarus juga dilarang mengenakan atribut negaranya saat berkompetisi dalam ajang olahraga, termasuk larangan mengibarkan bendera maupun mengumandangkan lagu kebangsaan. Hukuman tersebut masih berlaku hingga saat ini.
Zelensky pun mengapresiasi keputusan yang telah diambil IOC dalam menyikapi invasi Rusia ke Ukraina. Dalam panggilan tersebut, Zelensky juga meminta dukungan IOC untuk menginisiasi dan mengajak badan-badan dunia lain untuk membantu memperbaiki fasilitas olahraga yang hancur di Ukraina.