Sabtu 17 Dec 2022 20:52 WIB

Jokowi Ingatkan Bawaslu tak Jadi Badan Pembuat Was-was Pemilu

Jokowi meminta Bawaslu tak membuat was-was masyarakat untuk pilih peserta pemilu

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) bekerja sesuai dengan koridor hukum yang ada. Berintegritas dan tak memihak, menjadi pesannya kepada lembaga yang diketuai Rahmat Bagja tersebut.
Foto: tangkapan layar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) bekerja sesuai dengan koridor hukum yang ada. Berintegritas dan tak memihak, menjadi pesannya kepada lembaga yang diketuai Rahmat Bagja tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) bekerja sesuai dengan koridor hukum yang ada. Berintegritas dan tak memihak, menjadi pesannya kepada lembaga yang diketuai Rahmat Bagja tersebut.

Bawaslu, jelas Jokowi, juga harus tegas harus tegas dalam menegakan aturan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Namun, jangan sampai pula lembaga tersebut justru menjadi pihak yang membatasi hingar-bingar demokrasi.

"Bapak itu ditakuti dan disegani loh, jangan jadi badan pembuat was-was pemilu, yang membuat was-was masyarakat untuk memilih peserta pemilu untuk bersosialisasi. Artinya apa?hingar-bingar pemilu harus tetap terasa sebagai bagian dalam kita berdemokrasi, ini penting sekali, harus hingar-bingar, harus hingar-bingar pemilunya," ujar Jokowi dalam pidatonya di acara Konsolidasi Nasional Bawaslu, Sabtu (17/12).

Empat pesan disampaikannya kepada Bawaslu dalam acara Konsolidasi Nasional lembaga tersebut. Pertama adalah memetakan potensi masalah dan kemungkinan terjadinya pelanggaran.

"Perhatikan satu per satu, jangan ada yang terlewat. Lakukan perencanaan yang matang, siapkan langkah pencegahan, langkah-langkah mitigasi, siapkan langkah-langkah antisipasi. Jangan sampai ada kejadian kita baru pontang-panting," ujar Jokowi.

Kedua, ia meminta Bawaslu untuk fokus dalam upaya pencegahan pelanggaran pemilu. Bawaslu jangan hanya menjadi lembaga yang bekerja saat terjadi pelanggaran saja.

"Tidak diam atau pasif menunggu pengaduan, tetapi sejak dini mencegah terjadinya gesekan yang bisa menimbulkan benturan-benturan sosial. Gesekan sekecil apapun segera selesaikan saat itu juga jangan tunggu membesar," ujar Jokowi.

Ketiga adalah Bawaslu diminta bekerja cepat, responsif, dan selalu berada dalam koridor hukum. Serta, selalu memegang teguh integritas, adil, dan tidak memihak.

Pesan terakhir, Bawaslu diminta untuk melibatkan partisipasi masyarakat seluas-luasnya. Kemudian, gencarkan pendidikan politik, literasi, dan partisipasi masyarakat untuk menjaga pemilu yang berintegritas dan berkualitas.

 "Partisipasi masyarakat ini akan mempermudah tugas Bawaslu. Penting ini, partisipasi masyarakat ini salah satunya penting dalam mengawasi praktik politik uang," ujar Jokowi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement