Ahad 18 Dec 2022 00:30 WIB

Tiga Pesan Jokowi ke Bawaslu: Tidak Diam dan tak Pasif

Bawaslu jangan hanya menjadi lembaga yang bekerja saat terjadi pelanggaran saja.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Presiden Jokowi
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Presiden Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sentralnya peran Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dalam tahapan Pemilu dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. Sebab, lembaga yang dipimpin Rahmat Bagja itu menjadi pengawas demi hadirnya pesta demokrasi yang berintegritas.

Dua pesan disampaikannya kepada Bawaslu dalam acara Konsolidasi Nasional lembaga tersebut. Pertama adalah memetakan potensi masalah dan kemungkinan terjadinya pelanggaran.

"Perhatikan satu per satu, jangan ada yang terlewat. Lakukan perencanaan yang matang, siapkan langkah pencegahan, langkah-langkah mitigasi, siapkan langkah-langkah antisipasi. Jangan sampai ada kejadian kita baru pontang-panting,"ujar Jokowi dalam pidatonya di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (17/12).

Kedua, ia meminta Bawaslu untuk fokus dalam upaya pencegahan pelanggaran pemilu. Bawaslu jangan hanya menjadi lembaga yang bekerja saat terjadi pelanggaran saja.

"Tidak diam atau pasif menunggu pengaduan, tetapi sejak dini mencegah terjadinya gesekan yang bisa menimbulkan benturan-benturan sosial. Gesekan sekecil apapun segera selesaikan saat itu juga jangan tunggu membesar," ujar Jokowi.

Ketiga adalah Bawaslu diminta bekerja cepat, responsif, dan selalu berada dalam koridor hukum. Serta, selalu memegang teguh integritas, adil, dan tidak memihak. 

Pesan terakhir, Bawaslu diminta untuk melibatkan partisipasi masyarakat seluas-luasnya. Kemudian, gencarkan pendidikan politik, literasi, dan partiispasi masyarakat untuk menjaga pemilu yang berintegritas dan berkualitas.

 "Partisipasi masyarakat ini akan mempermudah tugas Bawaslu. Penting ini, partisipasi masyarakat ini salah satunya penting dalam mengawasi praktik politik uang," ujar Jokowi.

Meski tak terlihat, dia mengakui, bahwa Bawaslu adalah lembaga yang sangat kuat peran dan kewenangannya. Siapapun kontestan Pemilu dan Pilkada 2024 pasti akan mengalami grogi ketika menerima panggilan dari lembaga tersebut.

"Bapak ibu ini disegani, ditakuti karena saya pernah dipanggil Bawaslu Jakarta, saya tidak ngerti kesalahan apa dipanggil. Sebelum saya datang ke Bawaslu saya betul-betul grogi, betul saat itu, artinya Bapak/Ibu (Bawaslu) semua ini ditakuti, disegani,' ujar Jokowi.

Pemilu dan Pilkada 2024 sendiri akan menjadi pesta demokrasi terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Kualitas pemilu tersebut merupakan fondasi politik dalam demokrasi untuk memilih wakilnya di tingkat eksekutif dan legislatif.

"Saya ingin mengingatkan dalam proses demokrasi kepercayaan adalah kunci, kepercayaan adalah kunci, penyelenggaraan pemilu yang terpercaya akan membuahkan legitimasi yang kuat. Ibarat pertandingan bola, semua akan menerima dan mengakui hasil pertandingan," ujar mantan wali kota Solo itu.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement