Sabtu 17 Dec 2022 23:46 WIB

Pesan Jokowi ke Bawaslu: Jangan Ragu Lawan Politik Identitas

Jokowi meminta Bawaslu langsung ingatkan bila ada yang bermain politik identitas

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sentralnya peran Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dalam tahapan Pemilu dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. Sebab, lembaga yang dipimpin Rahmat Bagja itu menjadi pengawas demi hadirnya pesta demokrasi yang berintegritas.
Foto: AP/Geert Vanden Wijngaert
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sentralnya peran Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dalam tahapan Pemilu dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. Sebab, lembaga yang dipimpin Rahmat Bagja itu menjadi pengawas demi hadirnya pesta demokrasi yang berintegritas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sentralnya peran Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dalam tahapan Pemilu dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. Sebab, lembaga yang dipimpin Rahmat Bagja itu menjadi pengawas demi hadirnya pesta demokrasi yang berintegritas.

Harapannya, Bawaslu tidak hanya berhenti pada level pengawasan teknis pelaksanaan tahapan Pemilu 2024 saja. Lembaga tersebut juga harus memiliki indeks kerawanan pemilu yang merupakan hasil pemetaan potensi pelanggaran.

"Salah satu faktor kerawanan dari pemilu-pemilu, pilkada-pilkada itu soal politik identitas, politik SARA, dan hoaks. Ini hati-hati mengenai ini. Hati-hati, kita ini beragam, agama, suku, ras, beragam, jadi hati-hati," ujar Jokowi dalam pidatonya di acara Konsolidasi Nasional Bawaslu, Sabtu (17/12).

"Kalau ada percikan kecil mengenai ini (politik identitas), segera diperingatkan, tidak usah ragu-ragu, segera peringatkan, panggil, pasti grogi," sambungnya menegaskan.

Tak segan, ia menyebut Bawaslu sebagai lembaga yang ditakuti dan disegani oleh peserta peserta pemilihan legislasi (Pileg), pemilihan kepala daerah (Pilkada), dan pemilihan presiden (Pilpres). Bahkan dulu, Jokowi mengaku grogi ketika menerima panggilan dari Bawaslu Jakarta.

"Artinya Bapak/Ibu (Bawaslu) semua ini ditakuti, disegani peserta pemilu, siapapun lah. Capres, cawapres, cagub, cawagub semuanya kalau Bapak/Ibu panggil itu percaya saya, grogi, apalagi diberitahu ini peringatan terakhir Pak cagub, ini peringatan terakhir Pak capres, ngeri semuanya," ujar Jokowi.

Empat pesan juga disampaikannya kepada Bawaslu dalam acara Konsolidasi Nasional lembaga tersebut. Pertama adalah memetakan potensi masalah dan kemungkinan terjadinya pelanggaran.

Kedua, ia meminta Bawaslu untuk fokus dalam upaya pencegahan pelanggaran pemilu. Bawaslu jangan hanya menjadi lembaga yang bekerja saat terjadi pelanggaran saja. 

Ketiga adalah Bawaslu diminta bekerja cepat, responsif, dan selalu berada dalam koridor hukum. Serta, selalu memegang teguh integritas, adil, dan tidak memihak.

Pesan terakhir, Bawaslu diminta untuk melibatkan partisipasi masyarakat seluas-luasnya. Kemudian, gencarkan pendidikan politik, literasi, dan partisipasi masyarakat untuk menjaga pemilu yang berintegritas dan berkualitas.

Pemilu dan Pilkada 2024 sendiri akan menjadi pesta demokrasi terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Kualitas pemilu tersebut merupakan fondasi politik dalam demokrasi untuk memilih wakilnya di tingkat eksekutif dan legislatif.

"Saya ingin mengingatkan dalam proses demokrasi kepercayaan adalah kunci, kepercayaan adalah kunci, penyelenggaraan pemilu yang terpercaya akan membuahkan legitimasi yang kuat. Ibarat pertandingan bola, semua akan menerima dan mengakui hasil pertandingan," ujar mantan wali kota Solo itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement