Ahad 18 Dec 2022 17:30 WIB

Pentas Solidaritas AUM Didedikasikan untuk Pengabdi Seni

Tidak sedikit pelaku seni yang kerap menghadapi kendala dalam berkarya.

Rep: Santi Sopia/ Red: Gita Amanda
Putu Wijaya, (ilustrasi).
Foto: ANTARA /Dodo Karundeng
Putu Wijaya, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Solidaritas, kepedulian maupun empati pada pengabdi senior teater Indonesia, maupun seni modern, seyogyanya disosialisasikan. Tidak sedikit pelaku seni yang kerap menghadapi kendala dalam berkarya.

Berangkat dari situ, Teater Mandiri, menggelar kembali lakon AUM yang pernah dimainkan dalam Festival BALIJANI IV di Art Center, Denpasar, Bali, pada 22 Oktober lalu. Pentas ini juga untuk mencoba menggalang dana dengan pertunjukan tak berbayar.

Sastrawan Putu Wijaya mengatakan solidaritas itu dianggap pasokan "dana" yang diperlukan oleh batin para pekerja senior teater modern Indonesia yang sedang dalam perawatan, agar dapat terus bekerja kembali dengan semangat tinggi. Bahwa pengertian dana diartikan dengan arti klasiknya sebagai sumbangan uang, itu serahkan saja pada bersangkutan.

“Kalau itu terjadi akan kami serahkan pada yang berhak menerima atau keluarganya dengan paling sedikit Ketua Komite Teater DKJ sebagai saksinya,” demikian dalam keterangan Putu, dikutip Ahad (18/12/2022).

Ketika Remy Sylado yang dipandang sebagai salah seorang pengabdi senior teater yang memerlukan solidaritas, meninggal, lalu Ikra Nagara, belum ditemukan di mana kini dirawat, seluruh pendukung AUM tetap bertekad untuk menuntaskan pentas solidaritas 5 Januari 2023. Pementasan solidaritas ini bukan upaya untuk membelokkan Teater Mandiri menjadi komoditas pekerja sosial.

“Kami tetap fokus sebagai pekerja teater saja, yang kerap menggarap masaalah-masaalah sosial,” kata sastrawan berusia 78 tahun tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement