Ahad 18 Dec 2022 20:01 WIB

Kotoran Burung Jatuh di Baju Ketika Sholat, Apakah Batal?

Kotoran burung termasuk najis yang dimaafkan untuk sholat

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Sholat (ilustrasi). Kotoran burung termasuk najis yang dimaafkan untuk sholat ketika terkena baju.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Sholat (ilustrasi). Kotoran burung termasuk najis yang dimaafkan untuk sholat ketika terkena baju.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Bagaimana hukum bila kotoran cicak atau burung itu jatuh ke baju atau bagian tubuh ketika sedang melaksanakan sholat? Apakah dapat membatalkan sholat?  

Pengasuh Pondok Pesantren Daarul 'Ilmi Semarang, Habib Muhammad bin Farid Al Muthohar, menjelaskan para ulama fiqih berpendapat bahwa seseorang yang ketika tengah sholat lalu kejatuhan najis seperti kotoran cicak atau burung di mana najis tersebut adalah kering yang jatuh pada pakaian atau tubuh maka seketika harus membuang najis tersebut. Sholatnya tidak batal sebab masjid tersebut di-ma'fu atau di maafkan. 

Baca Juga

Akan tetapi bila seseorang yang ketika tengah sholat lalu kejatuhan najis di mana najis tersebut basah yang jatuh pada pakaiannya maka orang tersebut harus segera melepas pakaiannya selagi auratnya masih tertutup, maka sholatnya tidak batal.

Namun bila najis tersebut basah dan mengenai kulit maka tak ada jalan lain kecuali dengan membatalkan sholat dan segera mensucikannya. Pendapat seperti ini dikemukakan Syekh Zakariya Al-Anshari dalam kitab Manhaj at-Thullab. 

Mengenai hukum menjauhi dan menyucikan tempat dan pakaian dari najis ini, jumhur ulama dari Mazhab Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali berpendapat bahwa suci tempat dan pakaian merupakan syarat sahnya sholat.  

Dalam Mazhab Maliki ada dua pendapat, yang pertama bahwa menghilangkan najis itu adalah sunnah dan pendapat yang kedua adalah fardhu jika ingat dan kewajibannya terhapus jika lupa.  

Imam Syaukani berpendapat, suci pakaian hukumnya wajib, tapi bukan syarat sah sholat. Maka, jika seseorang sholat dan ada najis di pakaiannya berarti dia telah meninggalkan yang wajib, tapi sholatnya tidak batal. 

Hal itu berbeda dengan jika dianggap sebagai syarat sah sholat, di mana jika dia sholat dan ada najis di pakaiannya maka sholatnya batal dan dia harus mengulang lagi.  

Berdasarkan pendapat jumhur ulama tersebut, siapa yang sholat dengan pakaian yang terkena najis dan dia mengetahuinya maka sholatnya batal dan dia wajib mengulangi lagi. 

Baca juga: Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat

Sedangkan, jika dia sholat dengan pakaian yang bernajis tapi dia lupa atau tidak mengetahui keberadaan najisnya dan baru mengetahui setelah selesai sholatnya maka sholatnya sah dan tidak perlu mengulangi lagi.  

Jika dia mengetahuinya ketika dalam sholat maka jika memungkinkan untuk melepaskan pakaian yang terkena najis tersebut tanpa membuka auratnya maka ia melepaskannya dan melanjutkan sholatnya. 

Hal itu berdasarkan hadis Nabi di atas yang menjelaskan beliau mencopot sandal yang terkena najis dan terus melanjutkan sholat dan tidak mengulanginya.  

Tapi, jika tidak memungkinkan untuk melepaskannya karena akan membuka auratnya hendaklah ia memutus sholatnya untuk mengganti pakaiannya. Karena, menurut jumhur ulama, suci dari najis merupakan syarat sah sholat. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement