Oleh : Hasan Sadeli, aktivis muda NU pecinta Sepak bola
Selain dari dua pendapat tadi, ada satu lagi pernyataan yang datang dari seorang sahabat tapi kali ini agak panjang dan cenderung dipaksakan. Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam jelang laga semi final antara Maroko dan Prancis. Ia mengatakan:
“Jika Maroko melaju ke final apalagi sampai juara, maka sholawat-dalail, hizb, akan semakin digandrungi masyarakat. Tapi kemenangan Maroko bakal jadi amunisi bagi politisasi Islam. Solusinya memang Maroko cukup menembus Final, dan Argentina yang juara. Tujuannya agar ikhtiar, strategi, dan rasionalitas tetap menjadi bagian pertimbangan bagi umat. Juga agar politisasi agama yang kerap dilakukan kelompok atau partai tertentu tidak memperoleh momentumnya”.
Pernyataan ketiga dari seorang sahabat yang termaktub di status WhatsApp-nya itu akan membuat ubun-ubun pembacanya bergetar tak karuan.
Tidak seperti pernyataan kedua sahabat terdahulu yang jelas identitasnya. Sahabat saya yang mengeluarkan pernyataan paling akhir itu sejujurnya tidak jelas tim mana yang jadi favoritnya. Sependek pengetahuan saya dia bukanlah fans Maroko.