Senin 19 Dec 2022 10:32 WIB

Ukraina Waspadai Perbatasan Saat Putin Menuju ke Belarusia

Zelenskyy menyerukan negara Barat untuk memberi pertahanan tambahan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
 Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy muncul di layar lebar saat berbicara melalui konferensi video selama Sesi Tahunan ke-68 Majelis Parlemen NATO di Madrid, Spanyol, Senin, 21 November 2022.
Foto: AP/Andrea Comas
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy muncul di layar lebar saat berbicara melalui konferensi video selama Sesi Tahunan ke-68 Majelis Parlemen NATO di Madrid, Spanyol, Senin, 21 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan, melindungi perbatasan Ukraina adalah prioritas utama. Dia menyatakan, negaranya siap untuk semua skenario yang mungkin terjadi dengan Rusia dan sekutunya Belarusia.

"Melindungi perbatasan kami, baik dengan Rusia dan Belarusia adalah prioritas konstan kami," kata Zelenskyy setelah pertemuan dengan komando militer utama Ukraina pada Ahad (18/12/2022).

Baca Juga

"Kami sedang mempersiapkan semua kemungkinan skenario pertahanan," ujarnya.

Dalam pidato video malam untuk warga Ukraina, Zelenskyy juga mengeluarkan seruan baru kepada negara-negara Barat untuk memberi pertahanan udara yang lebih baik. Permintaan ini sebagai salah satu langkah paling kuat untuk menghentikan invasi Rusia.

Zelenskyy berbicara pada saat Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan ke Belarusia. Terbuka diskusi tentang kemungkinan serangan baru Rusia dan saran itu bisa berasal dari Belarus.

Pejabat di Kiev telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa Minsk dapat bergabung dengan pasukan Moskow. Belarusia berfungsi sebagai landasan peluncuran serangan baru untuk membentuk front kedua dalam perang.

Zelenskyy menegaskan, apa pun yang mungkin dibujuk oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko untuk Rusia, itu tidak akan membantunya. "Sama seperti semua gagasan buruk lainnya dalam perang melawan Ukraina dan Ukraina ini," katanya.

Belarusia adalah salah satu sekutu terdekat Rusia dan Lukashenko mengizinkan wilayah negaranya digunakan untuk memulai invasi 24 Februari ke Ukraina. Namun, dia telah mengatakan berkali-kali bahwa tidak berniat mengirim pasukan negaranya ke Ukraina. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement