Selasa 20 Dec 2022 05:35 WIB

Hubungan China dan Australia Membaik?

kunjungan pertama menteri Australia ke China sejak 2019.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan Menteri Luar Negeri Penny Wong akan berkunjung ke China pekan ini.
Foto: Mick Tsikas/AAP Image via AP
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan Menteri Luar Negeri Penny Wong akan berkunjung ke China pekan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan Menteri Luar Negeri Penny Wong akan berkunjung ke China pekan ini. Kunjungan ini menjadi tanda membaiknya hubungan antara Beijing dan Canberra.

Wong akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan menggelar enam Dialog Strategis dan Luar Negeri China-Australia. Kunjungan ini bertepatan dengan 50 tahun hubungan kedua negara pada Rabu (21/12/2022) mendatang.

Ini akan menjadi kunjungan pertama menteri Australia ke China sejak 2019. Serta pembicaraan resmi pertama di Beijing antara dua menteri luar negeri sejak 2018.

"Australia ingin hubungan yang stabil dengan China kami akan bekerja sama di mana tempat yang kami bisa, tidak sepakat di tempat yang diperlukan dan melibatkan kepentingan nasional," kata Albanese dalam pernyataanya, Senin (19/12/2022).

Beberapa tahun terakhir hubungan diplomatik antara Australia dan China yang merupakan mitra dagang terbesarnya semakin memburuk. Beijing memberlakukan sanksi pada ekspor Australia setelah Canberra mendorong penyelidikan independen asal mula Covid-19.

Beijing juga geram dengan keputusan pemerintah Australia sebelumnya yang melarang perusahaan telekomunikasi Huawei terlibat dalam proyek jaringan 5G Australia.

Pertemuan Albanese dan Presiden China Xi Jinping di sela pertemuan G20 di Bali, Indonesia, bulan lalu memberi sinyal hubungan kedua negara mulai mencair. Meski sanksi perdagangan China masih berlaku.

Ketua komite keterlibatan Dewan Bisnis Internasional Australia Warwick Smith mengatakan komunitas bisnis menyambut baik kunjungan Wong.

"Ini untuk memperingatkan 50 tahun hubungan dengan China. Artinya pertemuan ini bukan konferensi tapi pertemuan langsung di Beijing, politik kedua belah pihak menyambutnya dengan baik dan jelas bisnis menyambutnya dengan baik," katanya.

Ia mengatakan karena wabah Covid-19 di China maka belum ada delegasi bisnis yang berkunjung ke China. Smith menambahkan bisnis berharap pertemuan itu "menghasilkan untuk jangka pendek".

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement