Senin 19 Dec 2022 23:10 WIB

Kasus Penyakit Pernapasan Meningkat, RS Jerman Kewalahan, Obat Buat Rawat Jalan Langka

Covid-19, influenza, dan penyakit pernapasan lain melanda Jerman.

Seorang ibu memangku anaknya di ruang tunggu dokter anak di Berlin, Jerman, 6 Desember 2022. Kasus penyakit pernapasan akibat respiratory syncytial virus (RSV) di Jerman meningkat berbarengan dengan Covid-19 dan influenza hingga terjadi kekurangan tempat tidur di rumah sakit untuk merawat anak-anak yang menderita penyakit pernapasan dengan gejala parah.
Foto: EPA-EFE/CLEMENS BILAN
Seorang ibu memangku anaknya di ruang tunggu dokter anak di Berlin, Jerman, 6 Desember 2022. Kasus penyakit pernapasan akibat respiratory syncytial virus (RSV) di Jerman meningkat berbarengan dengan Covid-19 dan influenza hingga terjadi kekurangan tempat tidur di rumah sakit untuk merawat anak-anak yang menderita penyakit pernapasan dengan gejala parah.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sistem perawatan kesehatan Jerman kewalahan karena peningkatan gelombang penyakit pernapasan akut. Kegentingan situasi tampak mencolok di rumah sakit dan klinik anak.

Pekan lalu, Institut Robert Koch di Berlin melaporkan jumlah penyakit pernapasan akut di Jerman mencapai sekitar 9,5 juta. Menurut institut tersebut, tingkat ini lebih tinggi daripada gelombang flu parah yang terlihat pada tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga

"Kami saat ini menghadapi sistem perawatan kesehatan yang di ambang batas," kata Kepala Dewan Asosiasi Rumah Sakit Jerman (DKG) Gerald Gass kepada harian Augsburger Allgemeine.

Khususnya di rumah sakit anak-anak, situasinya dramatis, menurut Gass. Dokter di Jerman telah kehabisan kapasitas dan semakin terhambat oleh cuti sakit.

Rumah sakit kehabisan tempat tidur. Selain Covid-19, pemicunya adalah gelombang influenza dan penyakit pernapasan pada anak, termasuk respiratory syncytial virus (RSV).

sumber : Antara/Anadolu
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement