REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap telah menyelesaikan pemasangan konstruksi 24 unit hunian sementara (Huntara) bagi korban bencana tanah bergerak di Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap.
Selain itu, pekerjaan yang telah diselesaikan antara lain pengecoran lantai 13 unit huntara, pemasangan konstruksi 1 unit mushala, pemasangan paving jalur akses, serta pemetaan jalur drainase.
Pj Bupati Cilacap, Yunita Dyah Suminar menjelaskan, rumah ini dibangun dengan semangat pentahelix, lebih besar dari Rumah Sangat Sederhana (RSS).
"Untuk fasilitas umum sementara komunal, karena ini hunian sementara. Tapi harapannya kalau masyarakat betah, kenapa tidak. Nanti kami dorong ini menjadi kawasan hunian baru," kata Yunita, Selasa (20/12/22).
Huntara dibangun di atas lapangan desa setempat seluas 2.862 meter persegi dan dilengkapi 1 unit mushola dan 2 unit MCK umum. Tiap unit huntara berukuran 5×5 meter persegi. Diharapkan pada awal 2023 pembangunan selesai dan dapat dimanfaatkan oleh para korban bencana.
Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimta) Kabupaten Cilacap telah menganggarkan pengadaan tanah untuk tempat hunian tetap (Huntap) dalam RKPD 2023 sebesar Rp 250 juta. Sedangkan untuk pembangunannya, Pemkab Cilacap mengajukan permohonan bantuan ke BPNB dengan mekanisme hibah.
Untuk menghindari risiko adanya korban akibat pergerakan tanah di kemudian hari, Yunita meminta para Camat, kepala desa, dan para pemangku wilayah untuk terus mengedukasi para korban terdampak agar bersedia tinggal di Huntara.
"Mohon segera menempati Huntara ini demi keamanan kita semua. Jangan sampai karena ego, ketidaktahuan dan ketidakmauan ada korban jiwa," ujar Yunita.
Pada kesempatan ini, Pemkab Cilacap juga memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak bencana. Kepala Pelaksana BPBD Cilacap, Wijonardi menjelaskan, pembangunan Huntara dapat segera diselesaikan dengan bantuan berbagai pihak. Antara lain TNI, Polri, BUMN/BUMD, relawan, dan masyarakat.
Sebelumnya para korban terdampak tinggal di tenda pengungsian. Karena kondisinya yang kurang nyaman, warga berinisiatif bergotong royong membantu pembangunan Huntara.
"Tidak hanya menyediakan tempat tinggal bagi warga terdampak, Huntara ini diharapkan mampu menggerakan kembali perekonomian melalui pengembangan desa wisata," jelas Wijonardi.