Microgrid Hitachi Energy Nusa Penida Bantu Penuhi Listrik KTT G20
Red: Fernan Rahadi
Microgrid di Nusa Penida, Klungkung, Bali. | Foto: dokpri
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hitachi Energy telah berhasil membangun Microgrid di Nusa Penida, Klungkung, Bali. Microgrid ini membantu memenuhi kebutuhan 20 persen dalam permintaan listrik selama KTT G20 yang lalu di Bali dan akan terus mendukung permintaan dari pelanggan lokal.
Microgrid 4MWp/3MW/3MWh ini juga merupakan bagian dari program dedieselisasi PLN untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat peralihan ke energi yang lebih hijau dengan mengganti 5.200 pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), yang saat ini masih beroperasi di seluruh negeri.
Dibangun di atas lahan seluas 4,5 hektare, pengembangan proyek dilakukan oleh PT Indonesia Power, untuk meningkatkan keandalan dan keberlanjutan pasokan listrik di Nusa Penida, pulau yang berdekatan dengan Bali yang juga menjadi tujuan wisata favorit saat ini.
"Sebagai pemimpin teknologi global, kami bangga dengan proyek ini yang telah berhasil mendukung PLN dalam komitmennya mengamankan pasokan listrik tambahan yang andal dan berkelanjutan saat penyelenggaraan KTT G20 di Bali lalu," kata Country Managing Director Hitachi Energy di Indonesia, Predrag Grupkovic, dalam siaran pers, Selasa (20/12/2022).
"Menjelang KTT G20, Microgrid telah memasok listrik bersih ke Bali. Hal ini menunjukkan wujud komitmen nyata Indonesia dalam mendukung transisi energi yang menjadi poin pembahasan penting di KTT G20," ujar Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT PLN (Persero)
"Pengoperasian PLTS ini menunjukkan kesiapan PLN dalam mengawasi transisi energi Indonesia untuk mencapai target bauran energi dan net zero emission pada tahun 2060, serta wujud komitmen perseroan terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan," imbuhnya.
Dikerjakan dalam konsorsium dengan PT Surya Energi Indotama (SEI), Hitachi Energy memasok solusi tersebut termasuk: 3MW/3MWh e-meshTM PowerStoreTM Battery Energy Storage System (BESS) dan otomatisasi e-mesh yang canggih, dengan target pencapaian 6.779 MWh per tahun, dan mengurangi emisi karbon sebesar 3.200 ton CO2 per tahun.
Predrag mengungkapkan proyek ini dikerjakan dengan periode pengerjaan dan letak geografis yang cukup menantang. Meskipun demikian, tim yang berada di lapangan berhasil mengintegrasikan ladang surya dengan pembangkit listrik diesel dan sistem penyimpanan energi baterai yang ada untuk memaksimalkan pasokan listrik energi terbarukan dan menurunkan penggunaan bahan bakar fosil untuk beralih ke energi yang dihasilkan lebih berkelanjutan.
"Ini adalah proyek kolaborasi lintas pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan transisi energi untuk masa depan yang berkelanjutan di Indonesia," jelas Predrag.
Sistem kontrol canggih e-mesh membantu memaksimalkan kinerja sistem PLTS hibrida di Nusa Penida. Solusi gabungan menghasilkan pengoperasian BESS dan PV tenaga surya yang stabil dan terkoordinasi dengan PLTD yang ada. Pada siang hari, BESS menstablilkan fluktuasi dari pembangkit terbarukan dan memungkinkan pembagian beban untuk memastikan operasi genset yang efisien. Lapisan kontrol e-mesh juga terus memantau anomali operasi daya, dan dapat dengan cepat mengirimkan energi dari BESS untuk melindungi jaringan listrik pulau.