REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masjid Raya Provinsi Al Jabbar dinilai sebagai mahakarya Jawa Barat. Karena, masjid ini lahir dari sumbangsih semua pihak.
Menurut Wakil Ketua DPRD Jabar Oleh Soleh, sejak ia duduk sebagai anggota dewan Jabar 2014 lalu, masjid ini sudah diinisiasi oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, DPRD, dan para pihak terkait.
"Masjid ini mahakarya Jawa Barat ini hasil urun rembug bersama sejak 2014. Arsiteknya Kang Ridwan Kamil lalu ditakdirkan menjadi gubernur," ujar Soleh, dalam acara Gaspol PWI Gedung Sate "Mahakarya Masjid Al Jabbar Karya Religi dan Wisata Halal", Selasa (20/12/2022).
Oleh berharap, mahakarya ini diharapkan tak hanya dijadikan kebanggaan warga Jawa Barat namun juga dunia internasional. "Kami mengapresiasi dibangunnya Al Jabbar, semoga tidak hanya jadi ikon Jawa Barat tapi bisa memberikan kontribusi kehidupan beragama," katanya.
Soleh mengatakan, masjid ini bisa jadi sarana edukasi warga Muslim untuk mempelajari khazanah Islam baik dunia maupun Jawa Barat. "Pengunjung akan mendapat oleh-oleh sejarah, gambaran Islam masuk Jawa Barat," katanya.
Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Barat Edi Komarudin mengapresiasi hadirnya masjid yang juga dikenal sebagai masjid terapung ini. Edi memuji Gubernur Ridwan Kamil yang bisa mewujudkan masjid megah sekaligus merancang bangun.
"Banyak pemimpin dunia hanya bisa membangun, tapi bukan arsiteknya. Ini masjid luar biasa, jarang pemimpin yang memiliki kemampuan merancang masjid," katanya.
Edi berharap, Al Jabbar tak hanya menjadi ikon Jawa Barat namun juga dunia internasional. "Semoga Al Jabbar tidak hanya jadi pusat ibadah, tapi pusat peradaban, memberikan warna dan pencerahan bagi masjid yang lain terkait tata kelola," katanya.
Menurutnya, DMI Jabar berharap Al Jabbar bisa menjadi rujukan masjid lain sebagai masjid yang ramah anak, memiliki fungsi sosial, melahirkan wirausaha, dakwah dan hukum, pengelolaan ZIS internasional hingga pengelolaan lingkungan.
"Semoga masjid ini bisa dimakmurkan jamaah dan memakmurkan jamaah," katanya.