REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Bank Dunia menyetujui pendanaan sebesar 1,69 miliar dolar AS untuk proyek bantuan banjir di Pakistan. Tekanan ekonomi Pakistan diperburuk banjir pada awal tahun ini.
Banjir tersebut menenggelamkan banyak wilayah negara Asia Tengah itu. Bencana tersebut menewaskan hampir 1.700 orang dan merusak lahan pertanian dan infrastruktur.
Dalam pernyataannya, Selasa (20/12) Bank Dunia mengatakan pembiayaan itu bertujuan untuk proyek-proyek bantuan di Provinsi Sindh. Daerah sebelah timur Pakistan itu menjadi daerah paling terdampak banjir.
Pekan lalu Menteri Ekonomi Pakistan mengatakan negaranya telah menandatangani pinjaman bantuan banjir sebesar 475 juta dolar AS dengan Bank Pembangunan Asia (ADB). Maka selama satu tahun ini Pakistan melakukan kesepakatan sebesar 2,7 miliar dolar dengan ADB.
Banjir dipicu hujan musiman yang tidak normal dan mencairnya gleser. Menteri Ayaz Sadiq mengatakan pinjaman konsesi ADB ditandatangani pada tingkat 1 persen dalam jangka waktu 40 tahun.
"Kesan yang disebarluaskan, mudah-mudahan tidak, Pakistan akan bangkrut, atau sedang krisis keuangan. Tidak ada yang seperti itu," kata Sadiq, Kamis (15/12/2022) pekan lalu.
"Jika ada situasi seperti itu, ADB tidak akan menandatangani pinjaman ini dengan kami hari ini," tambahnya.