Rabu 21 Dec 2022 00:44 WIB

Dilema Nasdem, Bertahan atau Keluar dari Pemerintahan Jokowi

Dilema Surya Paloh yakni terkait posisi partai Nasdem dalam menjalin koalisi.

Rep: Mabruroh/ Red: Agus Yulianto
Peneliti LSI Denny JA, Fitri Hari (kanan) didampingi Moderator Farhan Dailamy menyampaikan paparannya saat merilis Survei terkini bertajuk Dilema 4 King Maker Untuk Tiga Pasangan Capres di Jakarta, Selasa (20/12/2022). Di bulan Desember 2022, LSI Denny JA mencatat tumbuhnya empat king maker yang akan menentukan maksimal tiga pasang Capres.
Foto: istimewa/doc humas
Peneliti LSI Denny JA, Fitri Hari (kanan) didampingi Moderator Farhan Dailamy menyampaikan paparannya saat merilis Survei terkini bertajuk Dilema 4 King Maker Untuk Tiga Pasangan Capres di Jakarta, Selasa (20/12/2022). Di bulan Desember 2022, LSI Denny JA mencatat tumbuhnya empat king maker yang akan menentukan maksimal tiga pasang Capres.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menjadi King Maker setelah dengan berani mengusung calon presiden (capres) paling awal, yakni Anies Baswedan. Kini, partainya dihadapkan dengan pilihan, harus keluar dari pemerintahan Presiden Joko Widodo atau bertahan.

"Dilema yang dihadapi oleh Surya Paloh adalah dia kuat di suara yang beroposisi dengan Jokowi tapi ia masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi," kata Peneliti LSI Denny JA, Fitri Hari, Selasa (20/12).

Fitri menuturkan, masyarakat yang merasa puas terhadap kinerja Jokowi sebesar 74,2 persen. Di antara kalangan pemilih 32 persen memilih Ganjar, 23,1 memilih Prabowo dan 12,3 persen memilih Anies Baswedan. "Di antara kandidat ini yang merasa puas dengan kinerja Jokowi, maka Ganjar Pranowo menang," kata Fitri.

"Sedangkan di kalangan pemilih yang tidak puas dengan kinerja Jokowi, Anies yang menang," lanjut Fitri.

Fitri kemudian menyebutkan, bahwa tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi ada sekitar 23,8 persen pada kalangan ini. Pemilih ini paling tinggai memilih Anies sebagai calon presiden 35,6 persen, Prabowo 27,0 persen, dan Ganjar 8,5 persen.

"Dari dua data ini kami simpulkan, dilema yang dihadapi oleh Surya Paloh adalah dia kuat di suara yang beroposisi dengan Jokowi tapi ia masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi," ungkapnya.

Seperti diketahui bersama, di pemerintahan Jokowi ini ada tiga kementerian yang diduduki oleh Partai Nasdem, yakni Kementerian Pertanian, Kementerian komunikasi, dan Kementerian lingkungan hidup.

"Jadi dengan posisi dan situasi yang seperti itu Surya Paloh dilema, pertama dia kuat di oposisi Jokowi tetapi saat ini terhitung masih menjadi bagian pemerintahan Jokowi, dan kedua terkait dengan Partai Nasdem, harus memilih apakah tetap di pemerintahan atau keluar dari pemerintahan," tuturnya.

Selanjutnya, Surya Paloh juga dilema apakah Anies Baswedan harus membawa isu perubahan atau cenderung membawa isu penerus Jokowi. Oleh karenanya dilemanya adalah apakah Nasdem tetap di pemerintahan atau keluar, karena terkait dengan isu yang dibawa capresnya.

Selanjutnya, Fitri mengidentifikasi dilemma Surya Paloh yakni terkait posisi partai Nasdem dalam menjalin koalisi. Apakah Nasdem akan menampung partai-partai oposisi seperti demokrat dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)  menjadi cawapres untuk Anies atau memoderatkan diri atau bergabung dengan KIB, dengan opsinya Airlangga menjadi cawapres untuk Anies.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement