REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Islam sangat peduli pentingnya pengelolaan sumber daya alam, dalam koridor yang syari.
Inilah yang diisyaratkan Alquran surat Al-Baqarah ayat 29 sebagai berikut:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Mahamengetahui segala sesuatu."
Menurut tokoh Muhammadiyah, KH Syukrianto AR, kebanyakan para mufasir ketika membahas ayat tersebut hanya menjelaskan pada bagian summastawa ilas sama'i fa sawwahunna sab'a samawat atau tentang bagaimana Allah SWT menciptakan tujuh langit.
Dan hanya sedikit mufasir yang menyinggung makna dari khalaqa lakum ma fil ardi jami'an atau tentang Allah SWT yang menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi bagi manusia. Padahal, pada bagian awal ayat tersebut terdapat kandungan pesan yang sangat luar biasa manfaatnya bila dapat dipahami dan diamalkan umat Islam.
Allah SWT menjelaskan khalaqa lakum ma fil ardi jami'an, mukhatab (objeknya) adalah orang pembaca Alquran, kita orang Islam.
Apa yang dijelaskan Allah SWT memberi inspirasi bagi uamt Islam, maka umat Islam akan bisa menjadi hebat. Kalau kita pelajari apa yang ada di bumi itu sangat luar biasa," kata KH Syukrianto saat mengisi kajian daring di Institut Tabligh Muhammadiyah, Yogyakarta, dikutip dari dokumentasi Harian Republika, Selasa (20/12/2022).
Menurut Kiai Syukrianto, petikan ayat itu menjelaskan, Allah Ta'ala telah menciptakan apa-apa yang ada di dalam bumi seperti minyak, gas alam, air, perak, emas, dan kandungan dalam bumi lainnya.
Allah SWT juga telah menciptakan apa-apa pada bagian permukaan bumi seperti, sungai, tanah, tumbuhan dan lainnya.
Kesemuanya itu telah diciptakan untuk bisa digunakan dengan sebaik-baiknya oleh umat Islam. Sayangnya umat Islam tidak banyak yang menaruh perhatian dalam mengkaji, mengelola segala apa yang telah Allah SWT jadikan di bumi untuk dapat dimanfaatkan bagi kemaslahatan agama dan bangsa.
Kiai Syukrianto mengatakan, kesuburan tanah dan kandungan dalam bumi di In donesia belum dapat dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal oleh umat Islam di Indonesia.
Baca juga: Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
Padahal, dia menilai, banyak keberkahan yang akan diperoleh bila umat Islam bisa memanfaatkannya.
Namun, justru kebanyakan yang mengelo lanya adalah orang-orang asing. Hal ini menjadi cambuk bagi umat Islam Indonesia khususnya warga Muhammadiyah untuk mulai mengkaji dan mengelola segala hal yang telah Allah SWT jadikan di bumi Indonesia.
"Orang Islam, termasuk warga Muhammadiyah, belum ada semangat bagaimana menguasai lahan itu supaya kita manfaatkan dengan baik, tidak kita rusak tapi kita suburkan. Orang Muhammadiyah belum banyak yang melakukan penelitian dan berusaha dalam pengeboran minyak, penambangan emas dan sebagainya. Yang mengelola kebanyakan non-Muslim. Jadi umat Islam belum terinspirasi dari surat al-Baqarah ayat 29 ini," kata Kiai Syukrianto yang juga pernah menjabat sebagai ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini.