REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah optimistis ekonomi tumbuh 5,4 persen pada tahun ini. Hal ini didorong daya beli masyarakat dan konsumsi secara sehat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan daya beli masyarakat terlihat dari konsumsi listrik tumbuh 13,5 persen, kenaikan penjualan mobil sebesar 3,7 persen, penjualan sepeda motor tumbuh 26,9 persen.
“Situasi ini kita lihat pertumbuhan ekonomi 2022 kita masih akan relatif terjaga kuartal IV yang nanti akan terekam pada saat BPS menyampaikan estimasi dari pertumbuhan ekonomi kita 2022 antara 5,2 sampai 5,4 persen yang dikeluarkan oleh berbagai proyeksi lembaga-lembaga dunia," ujarnya saat konferensi pers APBN KiTA seperti dikutip Rabu (21/12/2022).
Namun Sri Mulyani mengakui pertumbuhan ekonomi 2023 diprediksi lebih lambat dibandingkan tahun ini. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi global yang juga diperkirakan melemah.
Sri Mulyani menyebut melemahnya ekonomi global ditunjukkan dengan beberapa dinamika seperti volatilitas dari harga komoditas. Hal itu terlihat dari faktornya geopolitik yang berkembang dan terjadi perkembangan yang selalu tidak mudah khususnya harga komoditas.
"Jadi kita akan melihat komoditas ini terutama yang berhubungan dengan pangan dan energi masih akan mewarnai perekonomian Indonesia dan global dengan kenaikan harga dan energi inflasi melonjak," ucapnya.