REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Ratusan warga Palestina turun ke jalan dan toko-toko tutup di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Selasa (20/12/2022). Mereka melakukan protes atas kematian seorang tahanan veteran di penawanan Israel.
Bisnis di Tepi Barat pun ditutup pada hari itu dan demonstrasi yang lebih kecil terjadi di beberapa kota dan kota di Tepi Barat, serta di Jalur Gaza.
Faksi Palestina telah menyerukan pemogokan umum dan mendesak orang untuk menghadapi pasukan Israel setelah Nasser Abu Hamid meninggal karena kanker paru-paru. Pria berusia 50 tahun itu adalah mantan pemimpin Brigade Martir Al Aqsa yang merupakan sayap bersenjata partai Fatah Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Hamid telah menjalani hukuman seumur hidup sejak tahun 2002 setelah dinyatakan bersalah atas kematian tujuh warga Israel selama intifada kedua Palestina atau pemberontakan melawan pendudukan Israel di awal tahun 2000-an. Pejabat Palestina telah menyerukan pembebasannya karena kesehatannya memburuk dalam beberapa bulan terakhir.
Ratusan orang bergabung dalam pawai untuk menghormati Abu Hamid di Ramallah, pusat pemerintahan Abbas. Demonstran mengibarkan bendera Palestina dan bendera kuning Fatah, sementara yang lain memegang poster Abu Hamid di sebelah Masjid Alqqsa Yerusalem. Sekelompok pria bersenjata berpakaian hitam berbaris melalui kota, menembak ke udara.
Layanan Penjara Israel mengkonfirmasi kematian Abu Hamid. Dikatakan dia sakit parah dan dirawat di rumah sakit sehari sebelumnya. Layanan tersebut menegaskan, bahwa seperti dalam setiap kasus seperti itu, insiden tersebut akan diselidiki.
Menurut lembaga Israel tersebut, Abu Hamid didiagnosis menderita kanker pada Agustus 2021. Dia telah menerima perawatan yang ketat dan teratur oleh penjara dan staf medis luar sejak diagnosisnya.
Pejabat Palestina menyalahkan Israel atas kematian Abu Hamid. Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh menuduh Israel melakukan kelalaian medis yang disengaja.