Rabu 21 Dec 2022 12:42 WIB

Pasukan Pakistan Rebut Kembali Pusat Interogasi yang Direbut Milisi

Pakistan berhasil merebut kembali pusat interogasi kontra-terorisme yang dikuasai TTP

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Sumber keamanan Pakistan mengatakan pasukan negara itu berhasil merebut kembali pusat interogasi kontra-terorisme dua hari setelah milisi bersenjata merebutnya.
Foto: AP/Ishtiaq Mehsud
Sumber keamanan Pakistan mengatakan pasukan negara itu berhasil merebut kembali pusat interogasi kontra-terorisme dua hari setelah milisi bersenjata merebutnya.

REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR -- Sumber keamanan Pakistan mengatakan pasukan negara itu berhasil merebut kembali pusat interogasi kontra-terorisme dua hari setelah milisi bersenjata merebutnya. Namun nasib sandera di dalam fasilitas itu belum diketahui.

Pasukan keamanan masih menyisir seluruh komplek tersebut usai menggelar operasi untuk membebaskan sandera dari Taliban Pakistan yang merebut senjata interogator dan menyandera mereka Ahad (18/12/2022) lalu.

Baca Juga

Sumber mengatakan enam orang petugas dan beberapa tahanan berada di dalam pusat interogasi tersebut. Ia menolak disebutkan namanya karena tidak berwenang berbicara dengan media.

"Operasi sudah selesai dan tidak ada lagi perlawanan, pasukan keamanan sudah masuk ke dalam komplek," kata salah satu sumber keamanan, Selasa (20/12/2022).

Ia mengatakan detail sumber dan jumlah korban akan disampaikan setelah operasi penyisiran sudah selesai. Militer dan Kementerian Dalam Negeri Pakistan belum menanggapi permintaan komentar.

Pasukan keamanan telah mengepung distrik militer yang terletak di pusat Kota Banu. Di mana 20 anggota Taliban Pakistan yang dikenal Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), bersembunyi.

"Semua pilihan gagal dan teroris menolak membebaskan orang tak bersalah sehingga kami memutuskan menggunakan kekuatan," kata seorang perwira senior.

Ia mengatakan kekuatan minimal akan digunakan untuk memastikan keselamatan sandera. Berdasarkan perkembangan terbaru dari pejabat keamanan Pakistan lainnya, unit komando tentara elit, Satuan Pasukan Khusus (SSG) telah dipanggil untuk menggelar operasi.

Warga mengatakan mereka mendengar suara ledakan dari dalam gedung. Pada Senin kemarin (19/12/2022) pihak berwenang Pakistan mengatakan mereka membuka pembicaraan untuk menyelesaikan kebuntuan dengan para anggota milisi.

Persekutuan TTP dengan Taliban di Afghanistan merenggang. Kelompok itu memerangi negara Pakistan untuk menjalankan hukum Islam menurut mereka sendiri setelah Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengintervensi Afghanistan untuk menggulingkan Taliban dan mendorong mereka ke sampai perbatasan dengan Pakistan.

TPP meningkatkan serangan sejak Taliban mengakhiri gencatan senjata dengan pemerintah bulan lalu. Berdasarkan juru bicara pemerintah pada milisi itu meminta jalan aman menuju Afghanistan.

Sebelumnya anggota Taliban Pakistan mengatakan ketua kelompok itu kehilangan kontak dengan orang-orang yang berada di pusat interogasi. "Kami diberitahu operasi militer telah dimulai," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement