REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier telah mendesak Presiden China, Xi Jinping menggunakan pengaruhnya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina. Desakan itu disampaikan saat Steinmeier melakukan percakapan via telepon dengan Xi.
"Presiden menggarisbawahi kepentingan bersama China dan Eropa dalam mengakhiri perang (di Ukraina) serta menghormati kedaulatan Ukraina dan penarikan pasukan Rusia yang diperlukan. “Dia (Steinmeier) meminta Xi menggunakan pengaruhnya pada Rusia dan Putin untuk tujuan ini,” kata kantor kepresidenan Jerman dalam sebuah pernyataan.
Awal bulan ini Kanselir Jerman Olaf Scholz telah mendesak Putin untuk segera mencari solusi diplomatik guna mengakhiri konflik di Ukraina. Desakan itu disampaikan ketika Scholz melakukan pembicaraan via telepon dengan Putin.
“Kanselir mendesak Presiden Rusia untuk datang secepat mungkin ke solusi diplomatik, termasuk penarikan pasukan Rusia (dari Ukraina),” kata juru bicara Olaf Scholz, Steffen Hebestreit, saat memberikan keterangan tentang percakapan telepon antara Scholz dan Putin, 2 Desember lalu.
Hebestreit mengungkapkan, Scholz dan Putin melakukan pembicaraan selama satu jam. Selain soal solusi diplomatik untuk mengakhiri konflik, pada kesempatan itu Scholz turut mengecam serangan Rusia yang menargetkan infrastruktur sipil Ukraina. Dia pun menegaskan tekad Jerman untuk terus mendukung Ukraina.
Sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada Februari lalu, Scholz dan Putin sudah secara teratur melakukan percakapan via telepon. Kontak semacam itu terakhir kali berlangsung pada September lalu. Dalam 90 menit perbincangan, Scholz mendesak Putin untuk segera memulai proses diplomatik guna mengakhiri konflik di Ukraina.