REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Sejumlah hoaks mengenai bencana di Kabupaten Pangandaran banyak beredar dalam beberapa waktu terakhir, khususnya usai gempa bumi terjadi di Kabupaten Cianjur, November lalu. Akibatnya, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pangandaran mengalami penurunan.
Kepala Bidang Pengelolaan Informasi, Komunikasi, dan Statistik, Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Pangandaran, Dudung Cahyadi, mengatakan, hoaks memang menjadi salah satu masalah dalam dunia pariwisata, khususnya di Kabupaten Pangandaran.
Ketika terjadi bencana gempa bumi, setelahnya sering muncul hoaks di media sosial terkait kondisi Kabupaten Pangandaran.
"Kami selama ini berupaya melakukan klarifikasi berita hoaks, tapi memang belum maksimal," kata dia, Rabu (21/12/2022).
Agar lebih optimal melawan hoaks, Dudung mengatakan, pihaknya berencana membentuk Pangandaran Saber Hoaks. Pembentukan itu juga merupakan arahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar), agar penanganan hoaks di Kabupaten Pangandaran lebih optimal.
"Kami sudah merancang pembentukan itu, tinggal mengumpulkan orang-orangnya. Target tahun depan sudah terbentuk," kata dia.
Dudung mengatakan, Pangandaran Saber Hoaks akan bertugas untuk mengklarifikasi informasi hoaks yang beredar. Unit itu juga akan bertugas untuk melakukan edukasi kepada masyarakat agar tak mudah percaya dengan informasi yang beredar di media sosial.
"Memang selama ini banyak hoaks yang muncul di Kabupaten Pangandaran terkait bencana. Salah satunya, informasi surutnya air laut di Pantai Pangandaran usai gempa bumi di Cianjur November lalu. Padahal, kondisi air laut di Kabupaten Pangandaran dalam kondisi normal," kata dia.