Kamis 22 Dec 2022 00:15 WIB

Xi Jinping Siap Pererat Hubungan China-Rusia 

China dan Rusia bermaksud memfasilitasi penerapan tata kelola global yang lebih adil.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Dalam foto yang dirilis Kantor Berita Xinhua ini, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan ketua partai Rusia Bersatu, Dmitry Medvedev, kiri, berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan mereka di Beijing, Rabu, 21 Desember 2022.
Foto: Liu Weibing/Xinhua via AP
Dalam foto yang dirilis Kantor Berita Xinhua ini, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan ketua partai Rusia Bersatu, Dmitry Medvedev, kiri, berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan mereka di Beijing, Rabu, 21 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Presiden China Xi Jinping mengatakan, negaranya mempererat kerja sama dengan Rusia demi menciptakan pemerintahan global yang lebih adil. Hal itu disampaikan Xi saat menerima kunjungan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev di Beijing, Rabu (21/12/2022).

“China siap memulai kembali dengan Rusia, untuk terus mempromosikan hubungan bilateral kita di era baru. China bersama Rusia bermaksud memfasilitasi penerapan tata kelola global yang lebih adil serta rasional,” kata Xi, seperti dilaporkan Central China Television (CCTV).

Baca Juga

Menurut Xi, selama 10 tahun terakhir, hubungan China dan Rusia telah mengalami banyak ujian terkait perubahan situasi internasional. Kendati demikian, dia menekankan Beijing dan Moskow selalu memastikan perkembangan interaksi bilateral yang harmonis serta stabil pada tingkat tinggi.

"Pembentukan kemitraan strategis komprehensif China-Rusia di era baru adalah pilihan yang dibuat oleh China dan Rusia yang memperhitungkan fitur nasional mereka yang unik serta kepentingan strategis jangka panjang," ucap Xi.

Saat bertemu Xi, Dmitry Medvedev menyampaikan salam hangat Putin. Dia pun menyampaikan pesan khusus Putin kepada Xi, yakni tentang apresiasi atas peningkatan dialog politik Rusia-China yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sejak konflik di Ukraina pecah, Rusia berusaha mempererat hubungan politik, keamanan, dan ekonomi dengan China. Moskow melihat Xi Jinping sebagai sekutu utama dalam aliansi anti-Barat. Akhir bulan lalu Putin mengatakan, hubungan negaranya dengan China terus berkembang meskipun situasi dunia tidak stabil.

Putin pun mengapresiasi kian eratnya kerja sama bilateral kedua negara, terutama di bidang energi. “Terlepas dari situasi internasional yang rumit, kemitraan komprehensif serta ikatan interaksi strategis antara Rusia dan China terus berkembang. Industri energi tetap menjadi salah satu bidang kerja sama ekonomi kita yang utama dan berkembang paling cepat,” kata Putin dalam pesannya kepada para peserta the Fourth Russian-Chinese Energy Business Forum, dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS, 29 November lalu. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement