Kamis 22 Dec 2022 08:35 WIB

WHO Prihatin Kenaikan Kasus Covid-19 di China

Tingkat vaksinasi yang lambat dapat mengakibatkan risiko tinggi bagi yang rentan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
 Pasien pulih di Rumah Sakit Pusat No. 2 Baoding di kota Zhuozhou di provinsi Hebei, China utara pada Rabu, 21 Desember 2022. China hanya menghitung kematian akibat pneumonia atau gagal napas dalam jumlah kematian resmi COVID-19, kata seorang pejabat kesehatan China , dalam definisi sempit yang membatasi jumlah kematian yang dilaporkan, karena wabah virus melonjak setelah pelonggaran pembatasan terkait pandemi.
Foto: AP/Dake Kang
Pasien pulih di Rumah Sakit Pusat No. 2 Baoding di kota Zhuozhou di provinsi Hebei, China utara pada Rabu, 21 Desember 2022. China hanya menghitung kematian akibat pneumonia atau gagal napas dalam jumlah kematian resmi COVID-19, kata seorang pejabat kesehatan China , dalam definisi sempit yang membatasi jumlah kematian yang dilaporkan, karena wabah virus melonjak setelah pelonggaran pembatasan terkait pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sangat prihatin dengan meningkatnya laporan kasus Covid-19 di seluruh China. Dia memperingatkan bahwa tingkat vaksinasi yang lambat dapat mengakibatkan sejumlah besar orang yang rentan terinfeksi.

"WHO sangat prihatin dengan perkembangan situasi di China dengan meningkatnya laporan penyakit parah,” kata Tedros.

Baca Juga

Menurut Tedros pada Rabu (21/10/2022), kematian akibat Covid-19 memang telah turun lebih dari 90 persen sejak puncak globalnya. Namun dia menekankan, masih ada terlalu banyak ketidakpastian tentang virus tersebut untuk menyimpulkan bahwa pandemi telah berakhir.

Tedros pun menyatakan, WHO membutuhkan lebih banyak informasi tentang tingkat keparahan Covid-19 di China, terutama mengenai penerimaan rumah sakit dan unit perawatan intensif. "Untuk membuat penilaian risiko yang komprehensif dari situasi tersebut di wilayah itu," ujarnya.