REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Setidaknya 160 pengungsi etnis Rohingya terdampar di sebuah kapal di lepas pantai Kepulauan Andaman India. Kelompok aktivis memperkirakan 20 orang meninggal dunia karena kelaparan di kapal tersebut.
Kapal terdampar tersebut ditemukan oleh lima kapal India pada Selasa (20/12/2022) lalu. PBB mengimbau negara-negara Asia Selatan membantu menyelamatkan kapal yang telah terdampar di Samudera Hindia selama berminggu-minggu tanpa makanan dan air.
"Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) mendesak semua negara yang bertanggung jawab di kawasan Asia Pasifik untuk menyelamatkan para pengungsi yang dalam kesulitan dan terapung-apung di kapal," kata UNHCR seperti dikutip laman Independent, Kamis (22/12/2022).
Badan pengungsi PBB telah menghubungi otoritas maritim di India dan Sri Lanka untuk membantu mereka menyelamatkan orang-orang yang terlantar. "Kami tetap sangat khawatir tentang situasi yang mengerikan di kapal ini dalam kesusahan di Teluk Benggala, dekat Kepulauan Andaman dan Nicobar," kata juru bicara badan pengungsi PBB, Babar Baloch.
UNHCR berulang kali menyerukan kepada semua otoritas di kawasan itu untuk menyelamatkan dan menurunkan orang-orang yang terdampar di kapal dengan aman. "Kami mengulangi peringatan kami bahwa kelambanan dari Negara untuk menyelamatkan nyawa mengakibatkan lebih banyak kesengsaraan dan tragedi manusia, setiap harinya," kata UNHCR.
Proyek Arakan yang bekerja untuk mendukung Rohingya mengatakan, setidaknya empat kapal meninggalkan Bangladesh pada pekan terakhir November dan satu lagi pada pekan pertama Desember. Mohammed Rezuwan Khan, seorang aktivis Rohingya, mengatakan kapal itu telah meninggalkan kamp Cox's Bazar Bangladesh menuju Malaysia hampir tiga minggu lalu dan mengalami kerusakan mesin beberapa hari kemudian.
Arus kuat diduga menghanyutkan perahu menuju Thailand, kemudian ke Malaysia dan Indonesia sebelum menariknya kembali ke Samudera Hindia. Setiap tahun ratusan Muslim Rohingya mempertaruhkan nyawa mereka dengan menaiki kapal reyot untuk melarikan diri dari kekerasan di Myanmar untuk mencari suaka.
Selama akhir pekan, kapal lain yang membawa 104 orang Rohingya diselamatkan oleh angkatan laut Sri Lanka. Kapal tersebut pertama kali terdeteksi oleh angkatan laut saat berada 3,5 mil laut dari pantai yang mengarah pada peluncuran operasi pencarian dan penyelamatan untuk menarik kapal tersebut.