Kamis 22 Dec 2022 22:17 WIB

Penyidikan Ledakan Tambang Sawahlunto Terkendala Akses ke Lubang

Pemeriksaan sementara, ledakan di lubang tambang gas metan yang bertemu percikan api.

Sejumlah warga mengamati bekas ledakan pada lokasi tambang batu bara di Kecamatan Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat, Jumat (9/12/2022). Basarnas Padang menyebutkan ledakan tambang batu bara yang dipicu oleh gas metana mengakibatkan 10 pekerja meninggal dunia dan empat pekerja mengalami luka bakar serius.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi
Sejumlah warga mengamati bekas ledakan pada lokasi tambang batu bara di Kecamatan Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat, Jumat (9/12/2022). Basarnas Padang menyebutkan ledakan tambang batu bara yang dipicu oleh gas metana mengakibatkan 10 pekerja meninggal dunia dan empat pekerja mengalami luka bakar serius.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Barat (Sumbar) terkendala melanjutkan proses penyelidikan ledakan tambang batu bara milik PT Nusa Alam Lestari (NAL) di Kota Sawahlunto. Pasalnya, lubang tambang yang meledak pada Jumat (8/12/2022) masih belum dapat diakses.

"Kami belum dapat masuk ke lokasi tempat kejadian perkara, karena lubang tambang masih rusak. Saat ini masih diajukan anggaran ke Kementerian ESDM untuk membuka agar petugas dapat masuk ke lokasi kejadian," kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawandia, Kamis (22/12/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, inspektorat tambang mengajukan anggaran dan jika sudah ada anggaran maka lubang tersebut diperbaiki agar petugas dapat masuk melakukan pemeriksaan. Menurut dia, penyidik harus masuk ke dalam lubang tambang batu bara tersebut untuk memastikan api yang membuat letupan dan membakar lubang itu apa penyebabnya.

"Banyak kemungkinan yang mungkin menjadi penyebab mulai dari puntung rokok, korek api atau korsleting listrik akibat sistem listrik yang rusak dan sebagainya," kata dia.

Sementara itu untuk kegiatan produksi di tambang milik PT NAL ini tidak boleh beroperasi dalam satu bulan ke depan, dan untuk saksi yang telah diperiksa penyidik sebanyak 11 orang. Ia menyebutkan 11 saksi tersebut jabatan yang paling tinggi diperiksa adalah Kepala Teknik Tambang (KTT) PT NAL, dan termasuk korban yang selamat tiga orang yang sudah pulang ke rumah usai mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Menurut dia, hasil pemeriksaan sementara ledakan terjadi di lubang tambang tersebut akibat tingginya gas metan bertemu percikan api. Dia mengatakan api itu muncul dari percikan muncul dari alat untuk Jack Hammer atau alat yang merontokkan batu bara di dalam lubang dan hasilnya 10 pekerja meninggal dunia dan empat orang mengalami luka-luka.

Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono menegaskan, seluruh tambang ilegal yang ada di provinsi tersebut mengurus seluruh perizinan agar dapat beroperasi dan bagi yang sudah berizin supaya tertib menjalankan operasi di lokasi yang tepat dan jangan keluar dari zona yang ada. "Kami lakukan sosialisasi lalu lakukan patroli untuk memeriksa perizinan tambang, dan jika masih tetap melakukan pelanggaran akan ditindak secara tegas," kata dia lagi.

Insiden ledakan tambang ini terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Ledakan terjadi di lubang SD C2 (Lori 2) milik PT Nusa Alam Lestari. Total ada 14 korban yang berada di dalam tambang tersebut, sebanyak 10 orang dinyatakan meninggal dunia dan empat orang dinyatakan selamat serta mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit akibat luka bakar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement