REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta direksi BUMN untuk adaptif dan memiliki pola pikir yang sejalan dengan perkembangan zaman. Erick menilai adaptasi dengan perubahan zaman tak hanya membuat BUMN mampu bertahan, melainkan juga dapat keluar sebagai pemenang di persaingan global.
"Tadi baru rapat dengan Perumnas. Kalau kita lihat, Indonesia ini 75 persen laut, artinya jumlah tanah lebih kecil," ujar Erick saat menghadiri Perayaan Hari Ibu dan Peluncuran Program Srikandi BUMN Berkarya dan Bertalenta di Telkom Landmark Tower, Jakarta, Kamis (22/12/2022) lalu.
Menurut Erick, keterbatasan lahan akan menjadi persoalan dengan kian meningkatnya populasi yang memerlukan pasokan pangan hingga tempat tinggal. Untuk itu, Erick meminta Perumnas untuk mampu beradaptasi dalam penyediaan hunian bagi masyarakat.
"Kita harus kejar kekurangan perumahan yang sudah backlog, tanahnya sedikit. Artinya transformasi, ekosistem, model bisnis yang dilakukan Perumnas ke depan, tidak bisa seperti hari ini," ucap Erick.
Erick mengapresiasi terobosan Perumnas yang berkolaborasi bersama BUMN lain. Erick mencontohkan keberhasilan Perumnas yang membangun hunian di atas lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).
"Perumnas berhasil memanfaatkan aset KAI, tanahnya nggak usah beli, alangkah indahnya aset BUMN lain juga dibangun perumahan rakyat atau milenial yang membutuhkan rumah," lanjut dia.
Erick menilai peningkatan penyediaan rumah akan semakin efektif jika dilakukan secara bersama-sama. Erick menyebut Perumnas juga bisa mengambil opsi pendirian hunian yang bertingkat dalam mengatasi persoalan keterbatasan lahan.
"Pertanyaannya apakah benar ke depan Perumnas membangun rumah-rumah atau yang tinggi-tinggi. Tinggal diajarkan bantu masy hidup di hunian bertingkat yang dilengkapi puskesmas, taman, dan sarana olahraga," kata Erick.