Jumat 23 Dec 2022 08:25 WIB

AS Peringatkan Potensi Eskalasi dari Operasi Militer Turki ke Suriah

AS menyebut tindakan militer yang tidak terkoordinasi mengancam kedaulatan Irak.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Tentara Amerika berpatroli di dekat penjara yang diserang pada 20 Januari oleh militan Negara Islam di Hassakeh, Suriah, 8 Februari 2022. Komandan The United States Central Command (CENTCOM), Jenderal Erik Kurilla memperingatkan, potensi operasi darat Turki ke Suriah dapat mengguncang seluruh kawasan.
Foto: AP Photo/Baderkhan Ahmad
Tentara Amerika berpatroli di dekat penjara yang diserang pada 20 Januari oleh militan Negara Islam di Hassakeh, Suriah, 8 Februari 2022. Komandan The United States Central Command (CENTCOM), Jenderal Erik Kurilla memperingatkan, potensi operasi darat Turki ke Suriah dapat mengguncang seluruh kawasan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komandan The United States Central Command (CENTCOM), Jenderal Erik Kurilla memperingatkan, potensi operasi darat Turki ke Suriah dapat mengguncang seluruh kawasan. Dalam beberapa tahun terakhir, Turki sangat marah dengan Washington karena bermitra dengan Pasukan Demokrat Suriah (SDF) untuk melawan ISIS di dalam wilayah Suriah dan Irak.

“Saya sangat prihatin karena hal itu (operasi darat Turki) dapat mengacaukan kawasan dan membuat mitra SDF kami keluar dari penjara (ISIS), mereka memiliki sekitar 28 penjara di seluruh Suriah utara,” kata Kurilla, dilaporkan Al Arabiya, Kamis (22/12/2022).

Baca Juga

Pentagon mengatakan, tindakan militer yang tidak terkoordinasi mengancam kedaulatan Irak. Pentagon telah berulang kali memperingatkan Turki agar tidak melakukan operasi darat terhadap Kurdi di Suriah.

“Itu bisa menyebabkan mereka keluar dari (penjara) dan membahayakan mereka,” kata Kurilla merujuk pada kaburnya hampir 4.000 tahanan ISIS pada Januari

Kurilla mengatakan, invasi Turki juga dapat membahayakan keamanan kamp Al-Hol. Kamp tersebut dipenuhi simpatisan dan keluarga ISIS. Diperkirakan jumlah penghuni di dalam kamp sekitar 55.000 orang, dengan sekitar 90 persen adalah wanita dan anak-anak.

“Jadi apa pun yang bisa kita lakukan untuk meredakan situasi dan mencegah serbuan Turki akan menjadi penting,” kata Kurilla.

Belum lama ini pasukan Turki membom sasaran Kurdi di Suriah dan Irak. Pemboman ini sebagai tanggapan yang diperlukan untuk serangan bom di Istanbul pada November. Turki menuduh milisi Kurdi bertanggung jawab atas pemboman di Istanbul. Namun Kurdi membantah tuduhan Turki.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement