REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta seluruh pelaku industri wisata untuk mengantisipasi pengunjung meningkat selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Ma'ruf meminta pengelola tempat wisata mempersiapkan sebaik mungkin libur akhir tahun ini agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada para pengunjung.
"Karena itu tempat-tempat wisata lebih awal menyiapkan diri ya, supaya mereka memberikan informasi tempatnya yang nyaman yang enak," kata Ma'ruf dalam keterangan persnya di Nusa Dua, Bali, Jumat (23/12/2022).
Ma'ruf memprediksi peningkatan pengunjung wisata pada Nataru tahun ini mengingat kasus Covid-19 telah melandai. Selain itu, Nataru tahun ini bersamaan dengan libur sekolah sehingga digunakan masyarakat untuk berlibur bersama keluarga.
"Ya saya kira kita harapkan karena pandemi sudah landai di libur nataru ini tentu mereka sudah lama kan tidak liburan," ujarnya.
Selain itu, Ma'ruf menyampaikan, momen libur akhir tahun ini dapat menjadi pembangkit ekonomi rakyat, khususnya UMKM. "Juga untuk menghidupkan UMKM, juga dimana-mana itu terutama di Bali," katanya.
Sebab, menurut informasi yang diterimanya, telah terlihat pergerakan baik terhadap sektor UMKM di Bali pasca KTT G20 pada November lalu. Wapres berharap, kondisi ini akan terus membaik dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
"Nah di Bali ini kan saya dengar informasinya cukup [baik] dari sebelum [KTT] G20, nah [pasca KTT] G20 itu naik sampai sekarang masih cukup baik," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wapres juga mengingatkan bahwa akhir tahun kerap ditandai dengan curah hujan yang tinggi. Untuk itu, ia menegaskan kepada seluruh jajaran terkait untuk bersama-sama memantau perkembangan curah hujan yang terjadi serta mempersiapkan mitigasi bencana yang diperlukan agar masyarakat dapat melaksanakan libur akhir tahun dengan aman dan nyaman.
"Pemerintah terus mengingatkan baik pada lembaga yang di pusat BNPB, maupun di pemerintah daerah terutama daerah-daerah yang biasa dilanda bencana, banjir, longsor, termasuk gempa juga supaya terus mempersiapkan diri untuk antisipasi," katanya.
"Kita siapkan antisipasi dan juga memang kalau daerah yang sangat berbahaya itu sudah harus direlokasi, kalau tidak korbannya akan terulang lagi di daerah yang lebih aman supaya tidak terjadi korban lagi. Pekerjaan bukan didadak tapi dilakukan sistematis, terencana," ujarnya.