REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan akan meminta bantuan China untuk membujuk Korea Utara (Korut) duduk dalam perundingan denuklirisasi. Hal ini diungkap menyusul serangkaian uji coba rudal Pyongyang meningkatkan ketegangan selama beberapa bulan belakangan.
Blinken berencana untuk mengunjungi Beijing pada awal 2023 dalam perjalanan pertama lebih dari empat tahun. Ia berencana berdiskusi dengan China tentang langkah meyakinkan Korut untuk bergerak ke arah lain.
"Kami telah mengatakan dengan sangat jelas dan tetap demikian bahwa kami terbuka untuk diplomasi tanpa prasyarat apa pun. Kami tetap berkomitmen untuk melihat denuklirisasi Semenanjung Korea," kata Blinken dalam konferensi pers seperti dikutip laman Channel News Asia, Jumat (23/12/2022).
"Hari ini Korut tidak terlibat atas dasar itu, tapi itu tetap menjadi kemungkinan, dan saya pikir China dapat berperan dalam membantu menggerakkan hal-hal ke arah itu," imbuhnya.
Kendati begitu, Blinken menekankan bahwa AS akan menegakkan sanksi keras terhadap Korut. AS, kata dia, juga tetap bekerja sama dengan sekutu Jepang dan Korea Selatan untuk membela diri dari agresi apa pun.
Korut mengandalkan China sebagai satu-satunya sekutu meskipun para ahli berbeda pendapat tentang seberapa besar pengaruh Beijing terhadap rezim totaliter Kim Jong-un. Kim mengadakan tiga pertemuan penting dengan mantan presiden Donald Trump, berhasil meredakan ketegangan tetapi tidak mendapatkan kesepakatan yang langgeng.
Hingga kami, Korut tidak menunjukkan minat pada pembicaraan tingkat rendah yang ditawarkan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden. Pyongyang juga menguji rudal balistik antarbenua lain yang dapat menghantam daratan AS.