Jumat 23 Dec 2022 14:14 WIB

Mendag: Harga Kedelai Impor Tetap Mahal Akibat Pelemahan Rupiah

Rata-rata harga kedelai dunia saat ini berada pada kisaran Rp 8.000 per kg.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja mencuci kedelai di pabrik tempe Kejayan di Kampung Pejaten, Kramatwatu, Serang, Banten (ilustrasi). Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan kenaikan harga kedelai impor yang masih dirasakan oleh perajin tahu dan tempe bukan akibat adanya peningkatan harga dari negara eksportir. Namun, akibat nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Pekerja mencuci kedelai di pabrik tempe Kejayan di Kampung Pejaten, Kramatwatu, Serang, Banten (ilustrasi). Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan kenaikan harga kedelai impor yang masih dirasakan oleh perajin tahu dan tempe bukan akibat adanya peningkatan harga dari negara eksportir. Namun, akibat nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan kenaikan harga kedelai impor yang masih dirasakan oleh perajin tahu dan tempe bukan akibat adanya peningkatan harga dari negara eksportir. Namun, akibat nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS.

"Harga (kedelai dunia) tidak naik sebetulnya, tapi rupiah kita yang nilainya turun, jadi kalau di-kurs ya sama saja (tetap naik)," kata Zulkifli kepada wartawan di Bogor, Jumat (23/12/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan, rata-rata harga kedelai dunia saat ini berada pada kisaran Rp 8.000 per kg, namun harga di Indonesia masih tetap bertahan antara Rp 13 ribu per kg - Rp 14 ribu per kg. Pemerintah pun telah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor langsung kedelai sebanyak 300 ribu ton. Diketahui saat ini masih dalam tahap penjajakan dengan eksportir asal Amerika Serika dan Afrika Selatan.

Namun, Zulhas mengakui importasi kedelai oleh Bulog yang semestinya masuk pada bulan Desember mundur menjadi Januari 2023 akibat berbagai kendala."Saya sudah bicara di mana-mana dan saya minta maaf karena harusnya datang Desember ternyata diundur lagi ke Januari," ujarnya menambahkan.

Zulhas meyakini kedelai yang diimpor oleh Bulog akan dihargai lebih rendah. Ia mengharapkan Bulog nantinya dapat menjual kedelai impor seharga Rp 10.500 per kg, di bawah dari acuan harga kedelai Rp 10.775 per kg.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menuturkan untuk sementara impor kedelai oleh swasta telah masuk sebanyak 40 ribu dengan harga baru yang lebih rendah. Pasalnya, harga kedelai dari negara asal sudah turun.

Namun Arief menekankan harga kedelai impor belum dapat kembali pada level sebelum kenaikan yang masih di bawah Rp 10 ribu per kg akibat pelemahan kurs rupiah.

"Diharapkan angkanya bisa turun ke Rp 11 ribu per kg sampai Rp 12 ribu per kg, ini memang karena kurs kita, jadi tidak bisa turun seperti dulu," katanya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (23/12) pagi melemah dibandingkan perdagangan sebelumnya.  

Mengutip Bloomberg, nilai rupiah hingga pukul 09.30 WIB di pasar spot exchange berada di level Rp 15.594 per dolar AS atau melemah 11,5 poin (0,07 persen) dibandingkan perdagangan sebelumnya Rp 15.583 per dolar AS

Sementara, data Bank Indonesia mencatat rupiah terdeprediasi sebesar 8,56 persen secara year to date (ytd) hingga per 21 Desember 2022 kemarin. Namun demikian, depresiasi tersebut diklaim relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang negara lain seperti China 8,96 persen (ytd) dan India 10,24 persen (ytd).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement